Sukses

Keberadaan PLTA Saguling Terusik Pengembang Perumahan

Terdapat pengembang yang telah membangun tiga jembatan di wilayah PLTA Saguling tanpa seizin dari Indonesia Power.

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, Jawa Barat, terusik pengembang perumahan. Padahal PLTA berkapasitas 4X175,8 Mega Watt (MW) tersebut menjadi penolong sistem kelistrikan Jawa dan Bali saat pembangkit lain mengalami kendala.

General Manager PT Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling Hendres Wayen mengatakan, ada beberapa penyebab yang membuat pengoperasian PLTA Saguling terganggu. Pertama adalah adanya pembangunan jembatan Cireundeu oleh pengembang properti di sekitar Waduk Saguling. Pengembang properti membangun jembatan untuk mempersingkat akses menuju perumahan yang mereka kembangkan.

"Ada beberapa permasalahan antara kami dengan teman-teman pengembang yang mempunyai proyek di sekitar kami. Salah satu contohnya adalah pembangunan jembatan Cireundeu," kata Hendres, di PLTA Saguling, Bandung Barat, Minggu (7/6/2015).

Menurut Hendres, pengembang tersebut telah membangun tiga jembatan tanpa seizin dari Indonesia Power. Padahal kawasan pembangunan jembatan tersebut milik Indonesia Power.

"Sudah dibangun tiga jembatan tanpa meminta izin ke kami. Mereka tidak beri kompensasi, karena tidak izin. Harusnya ada izin karena nanti akan diaudit," tuturnya.

Selain masalah jembatan, tambah Hendres. Masalah kedua adalah pengembang properti tersebut diduga menyerobot lahan yang status kepemilikannya ada di tangan Indonesia Power. Lahan yang diserobot adalah lahan yang berfungsi sebagai penampung air. Jika lahan tersebut berkurang maka dikhawatirkan air tak dapat tertapung sehingga meluap.

"permasalahan ketiga yang lebih serius adalah luasan penampang basah kami akan semakin sempit. Dengan sempitnya luasan penampang basah maka ada risiko busa bisa meluap," ungkapnya.

Hendres menambahkan, dalam menyelesaikan permasalahan lahan tersebut, perjuangan masing-masing pihak cukup sengit dan sempat menempuh jalur hukum. "Dulu pernah sampai, masing-masing pihak melaporkan ke Polda Jawa Barat. Sempat ke pengadilan. Saat ini sedang dimediasi oleh Pemerintah Bandung Barat," pungkasnya.

Peran Penting

PLTA Saguling, memiliki peran penting dalam sistem ketenagalistrikan Jawa dan Bali. PLTA tersebut ditugaskan sebagai penolong ketika pembangkit wilayah Jawa dan Bali mengalami kendala. PLTA Saguling akan menjadi pioner pemasok listrik Jawa dan Bali, ketika pembangkit listrik lainnya kompak mogok beroperasi karena mengalami kendala.

Saat terjadi kendala listrik dari PLTA yang memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali berkapasitas 500 Kilo volt (Kv). "Waktu itu pernah black out (penghentian pasokan listrik), saat tak ada daya listrik di Jawa dan Bali, dari Suralaya, Cilacap, Jawa Timur, Saguling masuk Suralaya dengan jaringan 500 Kv," kata Hendres.

Hendres mengungkapkan, tugas lain PLTA yang memanfaatkan air Waduk Saguling tersebut adalah sebagai pengatur tegangan dan pengatur frekuensi listrik. "Saat peak load (beban puncak) dari pukul 17.00 WIB sampai malam hari, Saguling beroperasi untuk memasok listrik," tuturnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.