Sukses

Pertalite Jadi Jurus Pertamina Hadapi Penghapusan Premium

Peluncuran Pertalite merupakan proses transisi dari BBM RON 88 ke RON 92.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Reformasi Tata Kelola Migas menyatakan produk bahan bakar minyak (BBM) baru yang akan dikeluarkan oleh Pertamina, yaitu Pertalite tidak sesuai rekomendasi. Namun, hal ini ternyata tetap mendapat dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan, langkah Pertamina mengeluarkan Pertalite harus tetap dihormati semua pihak. Sebab, peluncuran Pertalite merupakan proses transisi dari BBM RON 88 ke RON 92, seperti yang direkomendasikan Tim Reformasi.

"Timkan memang rekomendasikan untuk remove (hapus) BBM RON 88. Ini kita persiapkan teknisnya, dan ini cara jadi cara Pertamina untuk buat transisi. Kami hormati," ujarnya di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Sudirman mengaku telah melakukan pembahasan mengenai hal ini dengan Pertamina. Hasilnya, Kementerian ESDM akan memberikan ruang bagi Pertamina untuk mencari solusi dari rekomendasi Tim Reformasi.

"Tadi malam kita diskusi. Jadi biarkan mereka yang mencari solusi," lanjutnya.

Selain itu, Sudirman juga memastikan premium tidak akan dihapuskan dalam waktu dekat, sampai Pertamina siap untuk memproduksi BBM jenis lain yang lebih tinggi kadar oktannya.

"Di samping itu Premium tidak pasti akan dihapus sampai Pertamina siap," tandasnya.

Seperti diketahui, Pertamina memastikan akan meluncurkan produk terbarunya yang dinamakan Pertalite pada Mei 2015. Produk BBM baru ini nantinya memiliki kadar RON 91.

 Pertalite ini akan memiliki kualitas lebih baik daripada premium, mengingat kadar RON di premium hanya 88. Namun produk ini memiliki kualitas lebih rendah dibanding Pertamax yang memiliki RON 92.

‎Pertalite merupakan produk asli pengembangan Pertamina. Pertalite ini dipasarkan sebagai BBM transisi karena ke depan untuk jenis Premium secara perlahan akan lenyap dari pasaran. Hingga saat ini hanya Indonesia yang masih menggunakan BBM dengan kandungan RON 88 di dunia.

(Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini