Sukses

Multitasking Bisa Kacaukan Karir dan Kerja Otak

Coba simak lebih lanjut mengapa multitasking tidak disarankan.

Liputan6.com, Jakarta - Dari artikel-artikel tentang produktivitas, Anda mungkin sering mendengar multitasking itu problematis. Kenyatannya bahkan lebih dari itu. 

Menurut studi, multitasking (penugasan banyak dalam satu waktu) bisa mengacaukan performa kerja dan punya pengaruh buruk pada kerja otak. Riset Stanford University, semakin memperkuat bukti multitasking lebih tidak produktif dibanding menyelesaikan pekerjaan satu per satu. 

Dilansir dari entrepreneur.com, Selasa (31/3/2015), orang-orang yang kerap dibombardir dengan banyak sumber komunikasi elektronik sulit fokus dan mengingat kembali informasi dibanding mereka yang mengerjakan tugas satu persatu.

Keterampilan?

Bagaimana dengan mereka yang punya bakat dalam multitasking? Riset ini membandingkan grup yang kerap melakukan multitasking percaya hal itu akan meningkatkan performa mereka. Hasilnya, mereka yang melakukan multitasking berat justru lebih buruk saat multitasking dibanding mereka yang menyelesaikan tugasnya satu per satu. Ini disebabkan karena mereka yang kerap multitasking bermasalah dalam mengorganisasikan pikirannya dan mem-filter informasi yang tidak relevan. Pergantian dari satu tugas ke tugas lainnya pun lebih lambat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Multitasking Menurunkan IQ

Sebuah studi dari University of London menemukan, partisipan yang melakukan multitasking di tugas kognitif mengalami penurunan skor IQ. Penurunan ini mirip dengan yang ditemukan pada mereka yang merokok marijuana atau begadang.

Multitasking Menurunkan Kerja Otak

Dipercaya kerusakan kognitif dari multitasking sifatnya sementara. Namun riset terbaru membuktikan sebaliknya. Mereka yang melakukan multitasking memiliki kepadatan otak yang lebih kecil di area anterior cingulate cortex, region yang berfungsi mengontrol empati, kognitif, dan emosional.

Belajar dari Multitasking

Anda yang kerap melakukan multitasking, sebaiknya jangan dibiasakan. Ini akan memperlambat kinerja dan menurunkan kualitas pekerjaan Anda. Walau tidak serta-merta mengakibatkan kerusakan otak, kebiasaan multitasking akan memicu kesulitan yang sudah Anda alami dalam konsentrasi, organisasi, dan perhatian terhadap detail. (Ikr/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini