Sukses

Rupiah Melemah, Menteri Susi Sumringah

Pelemahan nilai tukar rupiah akan mendorong nelayan untuk lebih menggunakan produk lokal ketimbang produk impor.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merasa gembira dengan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi beberapa minggu terakhir. Menurut Susi, pelemahan rupiah tersebut dapat menciptakan swasembada industri kelautan dan perikanan di Indonesia.

"Itu justru insentif agar kita bisa mandiri, harusnya kita bisa swasembada, maka dari itu impor harus terus dikurangi," kata Susi di kantornya, Kamis (5/3/2015).

Ia pun bercerita, pelemahan nilai tukar rupiah akan mendorong nelayan untuk lebih menggunakan produk lokal ketimbang produk impor. Pasalnya produk-produk dengan pelemahan rupiah tersebut produk-produk impor menjadi lebih mahal.

Sebenarnya, untuk menciptakan swasembada bukan merupakan mimpi yang sulit mengingat sumber daya alam terutama di sektor kelautan Indonesia sangatlah melimpah.

"Untuk eksportir ikan bagus, untuk importir ikan jelek, saya ingin ini menjadi kemandirian ekonomi, bisa lebih mandiri jadi mereka tidak impor lagi‎, semua sumber daya alam dalam negeri bagus‎," papar Susi Pudjiastuti.

Data Valuta Asing Bloomberg, Kamis (5/3/2015), menunjukkan, pada pembukaan pukul 08.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 12.999 per dolar AS. Namun rupiah terus tertekan hingga menyentuh level 13.050 per dolar pada pukul 08.15 WIB.

Sampai pukul 14.01 WIB, nilai tukar rupiah masih berkutat di level 13.027. Dalam perdagangan sampai siang ini, rupiah berada di kisaran 12.999 per dolar AS hingga 13.052 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menjelaskan, ada dua sentimen besar yang membuat nilai tukar rupiah tertekan dalam beberapa hari terakhir ini.  Sentimen pertama datang dari Amerika. Data-data ekonomi dari Amerika yang keluar menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut semakin membaik.

Sentimen lain yang menekan rupiah datang dari China. Setelah Bank Sentral China menurunkan suku bunganya, rupiah terus melemah. Tekanan tersebut terus berlanjut dengan adanya rilis target pertumbuhan ekonomi China yang berada di level 7 persen. (Yas/Gdn)‎

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini