Sukses

Jokowi Stop Kirim PRT ke Luar Negeri, Ini Imbasnya Buat Rakyat RI

Karena alasan harga diri dan martabat bangsa, Presiden Jokowi menyatakan akan menutup pengiriman pembantu rumah tangga (PRT) ke luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo berencana menghentikan penempatan pembantu rumah tangga (PRT) di luar negeri. Langkah ini dinilai kontraproduktif dengan upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerah-daerah, utamanya di pedesaan. 

Ketua Satuan Tugas TKI Kadin Indonesia Nofel Saleh Hilabi mengatakan, pemerintah seharusnya tidak melupakan dampak positif penempatan TKI ke luar negeri, diantara kebaikan tersebut adalah pembangunan dan modal segar yang masuk ke desa-desa dari TKI PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga) yang selama ini dinafikan eksistensinya oleh negara.

“Uang gaji yang mereka peroleh digunakan untuk modal kerja, berwirausaha dan pendidikan keluarganya yang kesemuanya ini bermuara pada perbaikan taraf hidup dan kualitas kesejahteraan,” tegas Nofel di Jakarta, Rabu (18/2/2015).

PLRT, kata Nofel, adalah pekerjaan mulia yang bisa jadi pilihan bagi peminatnya. Rakyat sudah mulai banyak belajar dan pintar menentukan jalan hidup demi memuliakan kehidupan dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi keluarganya.

”Biarkanlah mereka membuat pilihan dalam menentukan dan mendapatkan penghasilannya sendiri, dan Negara harus hadir dimanapun mereka berada,”kata Nofel.

Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah juga harus menjamin tidak ada lagi penempatan TKI non prosedural atau illegal. Karena hal tersebut yang sebenarnya merupakan salah satu sumber masalah. Menurut dia, selama ini penempatan TKI non prosedural bahkan tak jarang dijadikan lahan berbagai oknum pemerintah, baik ketika keberangkatannya maupun ketika ada permasalahan setelah TKI bekerja.

“Pemerintah tidak perlu melakukan moratorium, sejauh penempatan TKI itu secara legal dan melalui PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta) yang kompeten dan profesional,” ungkap Nofel.

Saat ini, sambung dia, rakyat menunggu dari Pemerintah untuk suatu kebijakan, program dan langkah cepat, tepat dan terukur yang dapat dilakukan jika memang pemerintah akan menutup seluruhnya penempatan TKI ke luar negeri.

“Rakyat menunggu program dan kebijakan aspiratif yang dapat dinikmati dan langsung menghasilkan untuk memenuhi kebutuhannya, terutama untuk para TKI dan keluarganya. Bukan sebatas program yang berupa wacana dan dalam jangka pendek 3-4 tahun ke depan, namun juga berkesinambungan,” pungkas Nofel.

Sebelumnya, karena alasan harga diri dan martabat bangsa, Presiden Jokowi menyatakan akan menutup pengiriman TKI. Hal tersebut dikatakan Presiden dalam Munas II Partai Hanura, pada Jumat, 13 Februari 2015.

"Saya memberikan target kepada Menteri Tenaga Kerja untuk membuatkan roadmap yang jelas, dan kapan kita stop yang namanya pengiriman PRT. Kita harus punya harga diri dan martabat," kata Jokowi. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Presiden Jokowi hibur anak-anak dengan atraksi sulap di peringatan Hari Anak Nasional, di Pekanbaru, Riau.
    Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

    Jokowi

  • TKI

  • prt

Video Terkini