Sukses

Pemerintah Bentuk Tim Atasi Biaya Logistik Tinggi

Pemerintah membentuk tim dari sejumlah kementerian untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan membentuk tim yang bertugas untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia sehingga dapat meningkatkan efisiensi sehingga mendukung perekonomian. Rencananya tim ini di bawah pengawas langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, tim ini melibatkan sejumlah kementerian mulai dari Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Pekerjaan Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Badan Karantina.  "Tim ini sementara akan saya pimpin," ujar Sofyan.

Sofyan menuturkan, selama ini biaya logistik di Indonesia sangat mahal mencapai 20 persen dari produk domestik bruto (PDB). Untuk memperbaiki efisiensi ekonomi salah satunya dengan mengatasi masalah biaya logistik.

"Komponen biaya logistik yang signifikan itu biaya transportasi. Kemudian kalau kita lihat efisiensi pelabuhan itu menjadi hal sangat penting," kata Sofyan.

Oleh karena itu, pemerintah segera membentuk tim untuk mengurai masalah tersebut. Tim ini akan melapor kepada Presiden Joko Widodo mengenai kendala biaya logistik yang harus diselesaikan.

"Kami akan laporkan ke Presiden dari waktu ke waktu supaya segala sumber inefisiensi terutama akibat birokrasi bisa diselesaikan segera. Karena selama ini masalahnya adalah pelabuhan. Saat ini utilisasinya masih sangat rendah," tutur Sofyan.

Untuk biaya logistik itu, pemerintah menargetkan pengurangan mencapai 19 persen. Dengan pengurangan biaya logistik dapat menciptakan penghematan ratusan triliun bagi industri. "Bila itu terjadi penghematan sekian ratus triliun bagi industri yang bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih baik," ucap Sofyan.

Menurut Sofyan, selama ini biaya logistik di Indonesia terjadi karena tidak ada kepastian. Biaya ada yang mau impor pasti ingin barangnya sampai tepat waktu. Namun hal itu sulit terwujud di Indonesia. (Silvanus A/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini