Sukses

RI Targetkan 12 Juta Wisatawan Asing pada 2015

Pemerintah akan menarik wisatawan darl lima negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia, China, Australia, dan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata, Arief Yahya menargetkan wisatawan mancanegara mencapai 12 juta orang pada 2015. Pemerintah sendiri akan menarik wisatawan dari 5 negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia, China, Australia, dan Jepang.

"Kami confidence Juni tembus 1 juta. Tadi sudah sepakat tadinya target 10 juta dinaikkan jadi 12 juta untuk wisata mancanegara 2015. Karena kita confidence wapres juga merasa nyaman dengan performance kita," kata Arief, di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Untuk menunjang hal tersebut, Kementerian Pariwisata akan melakukan dua hal, yakni promosi besar-besaran dan pembangunan destinasi. Promosi nantinya melibatkan media internasional seperti CNN dan Discovery Channel. Anggaran promosi sendiri dinaikkan dari Rp 300 miliar menjadi Rp 1,2 triliun.

Sementara itu, pembangunan destinasi sendiri akan fokus pada pembangunan bahari, seperti terumbu karang. "Segitiga terumbu karang dunia itu 70% ada di indonesia. Namun kontribusi wisata bahari terhadap total itu baru 10 persen," ucapnya.

Pembebasan Visa

Selain promosi dan pembangunan destinasi wisata, Arief menuturkan akan ada 4 negara yang menerima bebas visa. Namun, syaratnya adalah resiprokal, bebas visa diberikan selama negara tersebut juga membebaskan visa pada wisatawan dari Indonesia.

"Tadinya 5 negara, yang disetujui 4. Urutannya Jepang yang sudah setuju, China, Rusia, dan Korea.Itu berlaku resiprokal. Yang sedang dibuat perjanjian kedua negara itu Jepang, karena Jepang sudah setuju, jepang sudah mau duluan. Untuk jepang hampir pasti tahun ini. Yang 3 negara lain tergantung negara itu, tapi sambutannya positif," terangnya.

Arief mengatakan Australia tidak akan dibebaskan visa karena mereka menerapkan sistem universal. Negeri Kanguru itu mewajibkan semua orang yang datang ke australia menggunakan visa.

"Sementara di Indonesia berlaku resiprokal. Kalau dia tidak buka, indo tidak buka. Sehingga aturan dua negara ini bertentangan jadi tidak jadi kita tawarkan bebas visa. Karena tidak mungkin mereka berlaku universal visa," tandas Arief. (Silvanus A/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini