Sukses

Freeport Diwanti Lindungi Keselamatan Pekerjanya

Dalam kurun waktu 4 tahun, sekitar 50 jiwa pekerja Freeport meregang nyawa karena kecelakaan tambang yang terletak di Papua tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja PT Freeport Indonesia menuai respons instansi terkait. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta Freeport Indonesia lebih memperhatikan keselamatan pekerjanya.

Sudirman mengatakan, dalam kurun waktu 4 tahun, sekitar 50 jiwa pekerja Freeport meregang nyawa karena kecelakaan tambang yang terletak di Papua tersebut.

"Dalam tahun ke tahun terjadi banyak kecelakan kerja di site, dalam 3-4 tahun hampir 50 orang kecekaaan di site (lokasi tambang," kata Sudirman, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/1/2016).

Karena itu, Sudirman meminta kepada manajemen PT Freeport Indonesia untuk lebih memperhatikan keselamatan pekerja. Pasalnya sebagian besar pekerja Freeport merupakan putra bangsa. "Kami minta Freeport perlunya meningkatkan aspek keselamatan kerja," ungkapnya.

Seperti diketahui, kecelakaan kembali menimpa pekerja PT Freeport Indonesia, dalam kecelakaan  kendaraan tersebut merenggut satu korban jiwa.

Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Bambang Susigit mengungkapkan,  kecelakaan di PT Freeport terjadi terjadi di area kerja Enggross Tard dekat power plant C Mill 74. Pada (24/1/2015), Pukul.13.30 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)

Bambang menyebutkan kronologi, kecelakaan tersebut terjadi saat  Truck 730178 mundur dan menjepit korban operator truck Suwardi Ilyas, karyawan Divisi Mill PT. Panca Duta Karya Abadi, di antara getman dan pintu bengkel.

" Akibatnya Korban Cidera crush injury pada dada kanan dengan patah tulang clavicula dan scavula terlepas dari bahu, fracture iga II, III kanan dengan kecurigaan pendarahan pada paru, hematoma ruas bahu dan dada kanan, patah tulang radius ulna kanan," pungkas Bambang. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.