Sukses

PNBP Bromo Semeru Capai Rp 15 Miliar di 2014

PNPB di 2014 telah disetorkan ke kas negara.

Liputan6.com, Malang - Kenaikan tarif untuk masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sejak Mei 2014 menjadi penyelamat bagi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan tarif baru tersebut, PNBP dari tiket masuk tetap tinggi meskipun jumlah kunjungan ke taman nasional tersebut mengalami penurunan.

Pada 2013 lalu jumlah kunjungan ke TNBTS tercatat 579.132 pengunjung dan PNBP yang dihasilkan sebesar Rp 6 miliar. Pada 2014 jumlah kunjungannya tutun menjadi 570.145 pengunjung dan pemasukannya justru naik menjadi Rp 15 miliar.

"Penerapan PP 12 tahun 2014 berjalan lancar, terbukti tidak terjadi penurunan jumlah wisatawan yang signifikan," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Ayu Dewi Utari, di Malang, Jawa Timur, Jumat (9/1/2015).

Sekedar informasi, Peraturan pemerintah Nomor 12 tahun 2014 merupakan revisi dari PP Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Kehutanan. Praktis dengan adanya aturan baru itu mengubah harga tiket masuk kawasan TNBTS terhitung sejak 1 Mei 2014 silam.

Perubahan harga tiket itu yakni bagi wisatawan nusantara di hari biasa naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 37,5 ribu per orang dan di hari libur menjadi Rp 67,5 ribu per orang. Sedangkan bagi wisatawan mancanegara, tiket masuk hari biasa yang sebelumnya sebesar Rp 72, 5 ribu naik menjadi Rp 267,5 ribu per orang. Tiket masuk di hari libur dari Rp 72, 5 ribu jadi Rp 640 ribu.

Menurut Ayu Dewi, PNPB di 2014 telah disetorkan ke kas negara. Sepanjang tahun lalu dengan kenaikan tiket masuk itu juga dilakukan berbagai perbaikan sarana dan prasarana di kawasan TNBTS. Perbaikan itu misalnya pembangun pendapa pendaki di Ranupani, pembangunan sarana di Bukit Setya dan sebagainya.

"Pada 2015 ini direncanakan untuk memperbaiki jalan mulai Pos Jemplang hingga Laut Pasir dan beberapa sarana lainnya," ujar Ayu Dewi.

Pergerakan perekonomian masyarakat di 4 kabupaten yang masuk kawasan TNBTS yaitu Malang, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo cukup pesat. Berdasarkan data BB TNBTS, pada 2012 hanya ada 200 Jeep milik masyarakat untuk mengantar pengunjung. Namun pada 2014 lalu Jeep yang beroperasi sebanyak 800-1.000 Jeep. Untuk home stay dari awalnya sekitar 100 unit sekarang sudah sekitar 400 home stay bertebaran.

"Bahkan pemuda setempat lebih memilih bekerja di penunjang wisata TNBTS daripada keluar wilayah," pungkas Ayu Dewi. (Zainul Arifin/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini