Sukses

Penghematan Anggaran Subsidi BBM Terpangkas Utang ke Pertamina

Realisasi belanja subsidi BBM, elpiji dan bahan bakar nabati sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp 240 triliun atau 97,4% dari target.

Liputan6.com, Jakarta - Penurunan harga minyak dunia dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada pertengahan November lalu seharusnya mampu memberikan penghematan anggaran subsidi BBM hingga Rp 17 triliun. Namun faktanya, pemerintah harus mencicil utang ke PT Pertamina. 
 
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, realisasi belanja subsidi BBM, elpiji dan bahan bakar nabati (BBN) sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp 240 triliun atau 97,4 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun lalu sebesar Rp 246,5 triliun.
 
"Sebenarnya kalau menghitung angka realisasi asli sebesar Rp 229 triliun. Dengan penurunan harga minyak dan kebijakan penyesuaian harga subsidi BBM, kita hemat sampai Rp 17 triliun," tegas dia di kantornya, Jakarta, Senin (5/1/2015). 
 
Antara realisasi dan target anggaran subsidi BBM dinilai Bambang, sangat tipis lantaran ada komitmen pemerintah untuk membayar carry over subsidi BBM kepada Pertamina. Sebab pemerintah masih mempunyai utang ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu senilai Rp 46 triliun. 
 
"Karena sudah ada pembahasan antara pemerintah dan DPR, maka sepakat untuk mengurangi carry over sebesar Rp 10 triliun. Supaya nggak mengganggu cash flow Pertamina dan membuat beban mereka lebih ringan di periode 2015 dan 2016," terangnya. 
 
Sementara penyerapan belanja subsidi listrik mencapai 98,1 persen pada tahun lalu. Dari pagu APBN-P 2014 sebesar Rp 103,8 triliun menjadi Rp 101,8 triliun.
 
"Subsidi listrik dan subsidi BBM sangat berpengaruh besar terhadap belanja non Kementerian dan Lembaga," pungkas Bambang. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini