Sukses

BI Dukung Kebijakan Pemerintah Soal BBM

Kenaikan BBM untuk bulan November kemarin memang diperlukan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan untuk menurunkan harga harga premium dari sebelumnya Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter. Tak hanya itu, pemerintah juga memutuskan untuk memberikan subsidi tetap pada solar sebanyak Rp 1.000. Saat ini solar dijual dengan harga Rp 7.250 per liter.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menerangkan, langkah pemerintah tersebut patut diapresiasi. Pasalnya, dengan penurunan harga premium merupakan langkah pemerintah untuk menekan laju inflasi.

"Kalau di negara ASEAN inflasi selalu dijaga 10 tahun di bawah 5 persen. Indonesia dalam  10 tahun ada saat kita inflasi 17 persen, ada 11 persen kemudian 8,3 persen karena di tahun itu ada penyesuaian BBM. Karena BBM terpaksa akhirnya inflasi tinggi administrated prices berdampak volatile food," kata dia, di Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Selain itu, langkah pemerintah untuk memberikan subsidi tetap pada solar pun juga direspon positif. Dengan tindakan tersebut, anggaran APBN pemerintah untuk subsidi tak akan jebol karena fluktuatifnya harga minyak dunia.

"Harga minyak di dunia di masa depan tidak menjadi beban tidak terduga dan menjadi momok ekonomi kita," lanjutnya.

Kenaikan BBM untuk bulan November kemarin memang diperlukan. Agus menambahkan kenaikan tesebut ditujukan untuk memperbaiki tata kelola energi di Tanah Air.

Dengan dinaikannya harga BBM maka pemerintah bisa melakukan penghematan untuk anggaran subsidi lebih dari Rp 200 triliun. Dana tersebut bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih penting seperti pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial untuk masyarakat.

Ke depannya, Agus mengatakan perlunya pengembangan energi alternatif.

"Jadi kalau kami lihat BBM sudah bisa dikelola dengan baik tentu kita tunggu kebijakan energi alternatif. Konversi sistem energi tradisonal ke modern lebih ramah lingkungan. Kita akan masuk era inflasi lebih terjaga. Kondisi inflasi stabil dan lebih rendah," tutupnya. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini