Sukses

Dikabarkan Mundur, Ini Jawaban Bos RNI

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Ismed Hasan Putro dikabarkan mundur dari jabatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Ismed Hasan Putro dikabarkan mundur dari jabatannya. Lalu apa tanggapan Ismed?

"Saya malah belum tahu, ‎tanyakan sama sumber yang mengatakan mundur saja," kata Ismed saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (26/12/2014).

Ismed‎ ditunjuk Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kala itu Dahlan Iskan menjadi orang nomor satu di RNI pada bulan Maret 2012.

Di awal masa jabatannya, Ismed mengaku tidak akan berlama-lama menduduki jabatan paling atas di perusahaan BUMN yang membawahi sejumlah pabrik gula itu. Target dia hanya akan menjadi dirut BUMN sekitar 3-4 tahun saja.

Namun begitu, Ismed mengaku saat ini masih akan terus berkonsentrasi dalam membangun RNI untuk menjadi salah satu perusahaan pangan‎ BUMN yang terdepan.

"Saya masih tetap bekerja, demi mewujudkan kedaulatan pangan," kata Ismed.

Seperti diketahui, Ismed merupakan salah satu sosok CEO BUMN yang cukup mengundang perhatian banyak pihak. Di tahun pertama masa jabatannya, dirinya pernah mengaku diminta upeti oleh anggota DPR. Dia mengatakan praktik upeti tersebut sudah lazim dilakukan di DPR hanya saja menurutnya sering ditutup-tutupi.

Mendengar hal itu, beberapa anggota DPR pun meradang. Bahkan saat‎ DPR memngadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada April 2013, Ismed dikeluarkan dari ruangan oleh para anggota Komisi VI DPR RI.

Tidak hanya itu, belakangan dengan adanya penurunan harga beras produksi dalam negeri, Ismed menuding kebijakan pemerintah terkait impor gula rafinasilah yang menyebabkan industri gula dalam negeri mulai gulung tikar.

Dia meminta kepada pemerintah untuk menghentikan impor gula rafinasi tersebut demi menjaga kesejahteraan para petani tebu dan produsen gula nasional. Namun kenyataannya hingga saat ini pemerintah tak mengabulkannya. Justru sebaliknya, pemerintah meminta RNI untuk membangun pabrik gula rafinasi. (Yas/Ndw)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini