Sukses

Ingin Bebas dari Impor, RI Harus Bangun 10 Pabrik Gula

Indonesia hingga saat ini masih tercatat sebagai negara pengimpor gula, khususnya raw sugar untuk kebutuhan industri di dalam negeri.

Liputan6.com, Lamongan- Indonesia hingga saat ini masih tercatat sebagai negara pengimpor gula, khususnya gula mentah atau raw sugar untuk kebutuhan industri di dalam negeri.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pada 2014 ini, impor raw sugar Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Angka ini sebenarnya lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 3,2 juta ton.

"Jumlah 2,8 juta ton ini masih kurang untuk industri mamin (makanan dan minuman). Kekurangan akan stok gula memang menjadi kecemasan industri. Tentu kami punya suatu harapan harusnya ke depan ini (ketersediaan raw sugar) dilakukan di dalam negeri sehingga tidak perlu lagi impor," ujarnya di Lamongan, Jawa Timur, seperti ditulis Kamis (11/12/2014).

Menurutnya, agar Indonesia bisa terbebas dari impor gula dalam bentuk apapun, setidaknya harus ada 10 pabrik gula baru yang beroperasi di dalam negeri. Dan tambahan 10 pabrik ini juga perlu diimbangi penambahan lahan pertanian tebu setidaknya 10 ribu hektare (ha) per pabrik.

Namun Saleh juga mengakui bahwa hal ini masih sulit untuk direalisasikan. Salah satu kendalanya yaitu ketersediaan lahan. Hal ini memang sering terjadi di Indonesia sehingga menghambat investasi yang ingin masuk.

"Salah satu kendalanya yaitu lahan, kita tidak bisa memberi. Jadi teman-teman lintas kementerain termasuk para kepala daerah supaya ketersediaan lahan ini bisa tercapai agar investor mau bangun pabrik di sini. Lahan jadi ini kendala utama," lanjutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Operasional PT Kebun Tebu Mas (KTM) Agus Susanto. Bahkan menurutnya, dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencari lahan yang bisa dijadikan pabrik di Indonesia.

"Kesulitannya memang cari lahan. Kita bangun pabrik yang di Lamongan itu setelah beberapa tahun cari lahan di tempat lain. Jadi kendalanya memang dari sisi lahan," tandas Agus. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.