Sukses

Menteri Susi: Industri Budidaya Ikan Sedot Devisa Rp 79 Triliun

Industri budidaya hanya menyedot devisa Indonesia puluhan triliun rupiah per tahun akibat impor pakan ikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengarahkan kebijakan kelautan dan perikanan nasional pada industri tangkap, bukan budidaya. Pasalnya industri budidaya hanya menyedot devisa Indonesia puluhan triliun rupiah per tahun akibat impor pakan ikan.

"Jangan bergerak ke industri budidaya, karena industri ini memakan devisa Rp 79 triliun dari impor makanan ikan. Seperti ikan lele dan mujair yang komponen impornya 80 persen," ujar dia di Jakarta, Senin (8/12/2014).

Jika industri bergerak ke arah industri tangkap, kata Susi, pelaku usaha nasional dapat memanfaatkan bisnis ini sebagai peluang pasar yang menggiurkan. Artinya Rp 79 triliun tersebut bisa dinikmati pelaku usaha perikanan dalam negeri jika menggarap pasar ini.

"Ini bisnis yang luar biasa dan ready for all pengusaha. Pengusaha lokal bermain di industri tangkap tapi asing boleh joint venture dengan kita garap industri pengolahan bukan di industri tangkap," tegas dia.

Di Pantai Pangandaran, kata Susi, mempunyai garis pantai sepanjang 91 kilometer (Km) dengan pendapatan Rp 150 miliar per tahun. Potensi pendapatan dari penangkapan lobster senilai Rp 16 miliar sampai Rp 25 miliar per tahun.

"Ini pakai tradisional saja lho, bukan teknologi canggih. Big money dengan cuma kapal 5 sampai 10 GT. Apalagi kapal 200 sampai 300 GT dengan potensi tangkapan 600 hingga 800 ton dan kalau dikalikan US$ 5 saja, hasilnya sudah banyak," terangnya.

Menurut dia, potensi itu bukanlah mimpi bahwa selama ini pendapatan triliunan rupiah harus melayang dan dikeruk oleh kapal-kapal asing. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini