Sukses

Coca Cola Incar Tiga Lokasi untuk Bangun Pabrik di RI

PT Coca Cola Indonesia tengah mengincar tiga lokasi untuk pembangunan pabrik di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeberkan PT Coca Cola Indonesia tengah mengincar tiga lokasi untuk pembangunan pabrik di Tanah Air. Ekspansi ini dalam rangka penambahan investasi sekira US$ 500 juta atau Rp 6,1 triliun (kurs: Rp 12.209 per US$) dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun ke depan.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto mengungkapkan, Coca Cola Indonesia berkomitmen untuk mengepakkan sayap bisnis di industri minuman dengan membenamkan investasi ratusan dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai investasinya US$ 500 juta untuk tiga sampai empat tahun mendatang," ujar dia kepada wartawan usai menggelar pertemuan dengan Manajemen Coca Cola Indonesia, Jakarta, Jumat (13/11/2014).

Lebih jauh katanya, Coca Cola Indonesia akan membangun pabrik baru dengan dana tersebut. Ekspansi ini untuk menambah 10 pabrik eksisting yang tersebar di Tanah Air. Namun baik Coca Cola maupun Kemenperin enggan membocorkan detail investasi itu.

Diakui Panggah, saat ini perusahaan tersebut sedang menjajaki tiga lokasi potensial untuk merealisasikan rencana itu. "Mereka komitmen untuk perluasan dan lagi cari lokasi baru. Tapi tidak disebutkan di mana saja, yang pasti ada tiga lokasi. Masih rahasia," papar dia.

Selain membangun pabrik, Panggah membeberkan, Coca Cola Indonesia akan menambah pengadaan kulkas dengan dana investasi tersebut. Maklum, mitra perusahaan ini kebanyakan adalah pedagang sebagai ujung tombak penjualan.

Sebelumnya, Public Affairs & Community Manager Coca Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan rencana investasi tersebut kepada Menteri Perindustrian, Saleh Husein.

"Kami akan menambah investasi di Indonesia kurang lebih US$ 500 juta untuk 3-4 tahun ke depan," ungkap dia. Triyono melanjutkan, setiap tahun Coca Cola Indonesia rutin menggelontorkan dana investasi hingga US$ 300 juta dari sisi marketing, kapasitas produksi.

Investasi tersebut, diakui Triyono merupakan respons positif dari pelaku usaha terhadap pemerintahan baru. Pasalnya Presiden Jokowi fokus memacu pertumbuhan industri manufaktur sebagai dasar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pemerintahan ini membawa harapan baru karena fokus pada industri manufaktur demi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Kami juga melihat fundamental ekonomi negara ini yang bagus didukung basis konsumen yang besar dan stabilitas ekonomi bertahun-tahun sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat," tukas Triyono. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini