Sukses

Borut Pahor, Tak Tahan Jadi Perdana Menteri karena Gaji kecil

Mantan Perdana Menteri Slovenia Borut Pahor, yang menduduki posisinya saat krisis finansial global melanda dan Eropa harus berhemat.

Liputan6.com, Ljubljana - Menjadi pimpinan tertinggi di sebuah negara seringkali dilekatkan dengan pendapatan yang tak kalah tinggi. Berbagai tunjangan dan fasilitas mewah menanti mulai dari hunian hingga kendaraan pribadi.

Nanti dulu, ternyata tak semua pemimpin negara memiliki gaji selangit. Tengok saja mantan Perdana Menteri Slovenia Borut Pahor, yang menduduki posisinya saat krisis finansial global melanda dan negara-negara di Eropa harus melakukan penghematan.

Dengan gaji sebesar 3.000 euro atau Rp 45,38 juta/bulan, dirinya harus mencukupi berbagai kebutuhannya sendiri tanpa tunjangan dari negara (kurs: Rp 15.127/euro).

Bertahan dua tahun memimpin negerinya, Pahor menyatakan tak mampu lagi bertahan dengan gajinya yang terlalu sedikit.

Bagaimana nasib Pahor?. Apakah dirinya masih bertahan menjabat sebagai perdana menteri dengan gaji rendah? Berikut ulasannya seperti dikutip dari The Richest, top10pop.com, dan beberapa sumber lain, Senin (3/11/2014):


* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berkarir politik sejak usia 15 tahun

Mantan Perdana Menteri Slovenia Borut Pahor memulai petualangan karirnya sejak masuk sekolah menengah atas. Dia baru saja berusia 15 tahun saat pertama kali menjadi Ketua Alliance of Socialist Youth of Slovenia.

Itu merupakan organisasi pemuda independen dan cabang dari Partai Komunis. Pahor juga melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan ilmu politik dan kebijakan publik.

Padahal Pahor sempat menekuni dunia model untuk membayar kuliahnya di University of Ljubljiana. Setelah aliansi pemuda yang dipimpinnya memisahkan diri dari Partai Komunis, dia justru bergabung dengan partai tersebut.


3 dari 4 halaman

Karir politik Naik Lewat Partai Komunis

Borut Pahor meraih popularitasnya pada akhir 1980-an dengan menjadi pendukung terkuat di sayap reformis Partai Komunis. Dia lantas menjadi pimpinan Slovenian National Assembly dari tahun 2000 hingga 2004.

Tak lama kemudian, pria kelahiran 2 November 1963 ini diangkat menjadi anggota Parlemen Eropa. Karir politiknya memang terbilang cemerlang, hingga tak butuh waktu bagi Pahor untuk menduduki kursi kepemimpinan tertinggi di Slovenia.

Menyusul kemenangan Partai Social Democrats, Pajor akhirnya terpilih menjadi Perdana Menteri Slovenia. Dia menduduki jabatan tersebut mulai 2008 hingga 2012.

4 dari 4 halaman

Tak tahan dengan gajinya yang rendah

Setelah terpilih menduduki jabatan tertinggi di Slovenia, pemerintahannya berkomitmen untuk mengadakan penghematan besar-besaran. Artinya, Pahor tidak memperoleh tunjangan lain dan hanya mengandalkan gaji pokok.

Pada 2010, Pahor mulai merasa kebutuhan sebagai perdana menteri tidak tercukupi. Terang-terangan, dia mengakui tidak bisa bertahan hidup hanya dengan mengandalkan gajinya.

Saat itu, Pahor dibayar senilai 3.000 euro atau Rp 45,38 juta/bulan (kurs: Rp 15.127/euro). Sementara dirinya harus membayar urusan dinas sendiri.

Setelah memimpin selama tiga tahun, rakyat kehilangan kepercayaan kepada Pahor di tengah krisis ekonomi dan pertentangan politik. Dia pun diberhentikan sebagai perdana menteri.

Tapi hanya dalam waktu 10 bulan, Pahor mampu merebut kedudukan itu kembali pada Februari 2012. (sis/Nrm)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini