Sukses

Mort Zachter Terima Rp 72 Miliar dari Paman yang Dikira Miskin

Mengira memiliki paman yang miskin, Mort Zachter justru mendapatkan harta Rp 72 miliar dari kedua saudara ibunya. Bagaimana kisahnya?

Liputan6.com, New York - Memiliki keluarga kaya raya ternyata tak menjamin Anda akan ikut sejahtera. Buktinya Mort Zachter harus hidup sangat sederhana karena kedua orangtuanya bekerja sebagai penjual roti di toko milik sang paman.

Kedua pamannya, Harry dan Joe memang melibatkan sebagian besar keluarga untuk bekerja di toko rotinya. Ibunda Zachter, adik sang paman bahkan berhenti mengejar mimpinya untuk mengajar dan memilih bekerja di toko roti tersebut.

Tak pernah terlintas di pikiran Zachter betapa sang paman ternyata sangat kaya. Di usianya yang ke-36 dia baru menyadari itu semua dan kedua pamannya memberikan warisan senilai US$ 6 juta atau Rp 72,6 miliar (kurs: Rp 12.107/US$) tanpa diduga-duga.

Sebenarnya kedua orangtua sudah tahu bahwa Zachter akan menjadi pewaris tunggal seluruh kekayaan itu. Tapi keduanya memilih tidak memberitahu Zachter dan membiarkannya tetap bekerja keras dengan hidup sederhana.

Berikut ulasan mengenai kisah Mort Zachter yang tak pernah menyangka akan mendapatkan warisan hingga puluhan miliar dari sang paman yang dipikirnya orang miskin seperti dikutip dari The Richest, npr.org, dan Gvshp.org, Senin (27/10/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hidup miskin sejak kecil

 

Akuntan sekaligus penulis asal New York, Mort Zachter tidak pernah tahu bahwa dia memiliki paman yang kaya raya. Dia tumbuh melihat kedua orangtuanya bekerja 100 jam per minggu di toko roti milik dua pamannya, Henry dan Joe. Keduanya dibayar dengan menggunakan roti dan kue dari toko tersebut.

Hidupnya sangat sulit dan diterus dijegal kendala finansial. Dia tinggal bersama kedua orangtuanya di apartemen sempit dengan satu kamar.

Saking sempitnya, kepala Zachter langsung menghadap kulkas saat tidur. Meski tidak pemurah pada keluarga, tapi kedua pamannya membantu mereka membayar tagihan dan sering memberikan harga murah pada konsumen.

3 dari 4 halaman

Tiba-tiba dapat warisan Rp 72 miliar

 

Pada 1994, seorang bankir datang ke rumah Zachter yang sudah berusia 36 tahun dan menanyakan apakah dirinya bersedia mengambil kendali harta puluhan miliar rupiah milik kedua pamannya, Harry dan Joe. Tanpa disangka, kedua pamannya ternyata memiliki rekening terpisah dengan harta mencapai US$ 6 juta.

Dengan kekayaan sebanyak itu, dia tak mengerti mengapa pamannya berperan seperti orang sederhana dan merahasiakan seluruh kekayaannya.

Dia juga tak paham mengapa mereka duduk di atas kekayaan tanpa membantu keluarga yang hidup kesusahan seperti orangtuanya.

Tapi kemudian, Zachter paham, kedua pamannya, sama seperti imigram lain, memiliki cara pandang yang rumit mengenai uang. Bagaimana tidak, kedua pamannya itu mempekerjakan sebagian besar anggota keluarga di toko rotinya.

4 dari 4 halaman

Orangtua Zachter sudah tahu soal warisan

 

Meski hidup miskin dan bergantung pada usaha roti saudaranya, kedua orangtua Zachter sudah lama tahu warisan itu akan jatuh ke tangah putranya. Namun orangtua Zachter memilih hidup sederhana dan tetap menerima gaji sebagaimana harusnya.

Padahal, saat itu, kedua orangtua Zachter bisa mendapatkan penghasilan besar dari pekerjaannya. Zachter sempat merasa heran dengan seluruh rahasia di antara keluarganya tersebut.

Dia menguak satu per satu rahasia kekayaan pamannya saat membersihkan apartemen keluarga. Semua penemuannya justru membuat dia merasa penasaran dan tidak mengerti mengapa keluarga harus menyembunyikan semua hartanya.

Zachter lantas menuliskan kisah hidupnya dalam sebuah buku berjudul Dough: A Memoir. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.