Sukses

RI Belum Optimalkan Potensi Lahan Perikanan Budidaya

Pemerintah mencatat, dari potensi lahan perikanan budidaya yang mencapai 4,58 juta hektar, yang baru dimanfaatkan hanya kurang dari 2%.

Liputan6.com, Jakarta Meski memiliki potensi perikanan budidaya atau marikultur yang besar, namun sayangnya Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal, bahkan terbilang masih sangat kecil.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto mengatakan, dari potensi lahan marikultur Indonesia yang mencapai 4,58 juta hektar (ha), yang baru dimanfaatkan hanya kurang dari 2 persen saja.

Padahal kegiatan usaha marikultur ini dapat dilakukan mulai wilayah garis pantai kurang dari 4 mil, 4-12 mil hingga ke area lepas pantai. Seperti untuk wilayah garis pantai sampai dengan 4 mil, dapat dikembangkan untuk budidaya rumput laut.

"Sedangkan untuk wilayah di atas 4 mil dapat dikembangkan budidaya laut dengan menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA) dengan komoditas yang disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing seperti Kakap, Kerapu, Bawal Bintang, Abalone atau bahkan Tuna," ujar Slamet dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/10/2014).

Untuk lebih menggenjot peningkatan produksi perikanan budidaya yang berkelanjutan dan bernilai tambah, Slamet mengungkapkan pihaknya tengah menerapkan program Total Akuakultur.

Total Akuakultur adalah penerapan teknologi tepat guna dalam rantai produksi perikanan dari hulu sampai hilir. Penerapan Total Akuakultur bakal semakin meningkatkan produksi dan daya saing produk perikanan budidaya.

"Dengan total akuakultur di semua lini produksi dari induk, benih, pengelolaan pakan, pengelolaan air, dan menuju zero waste aquaculture, peningkatan produksi secara efektif dan efisiean akan dapat tercapai," kata Slamet.

Penerapan total akuakultur dalam usaha marikultur dinilai sangat tepat. Hal ini karena dalam marikultur diperlukan penerapan teknologi tepat guna dalam rantai produksi.

"Penyediaan benih dan induk bermutu, pakan berkualitas, pengelolaan pakan, pencegahan penyakit melalui vaksinasi dan juga cara panen dan transportasi komoditas marikultur memerlukan penerapan dari Total Akuakultur ini, sehingga selain produksi meningkat, maka produk tersebut akan memiliki nilai tambah dan usaha marikultur menjadi berkelanjutan," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.