Sukses

Ini Alasan RI Ngotot Bangun Jembatan Selat Sunda

Pemerintah baru akan merealisasikan pembangunan JSS apabila seluruh wilayah di Sumatera telah terintegrasi melalui jalan tol.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menegaskan akan memprioritaskan pembangunan kawasan strategis Selat Sunda atau lebih dikenal dengan jembatan Selat Sunda (JSS) ketimbang jembatan Dumai Riau-Malaka Malaysia.

Deputi Koordinasi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian, Lucky Eko Wuryanto mengatakan, ide pembangunan JSS muncul saat ada tekanan dari luar untuk menggarap proyek jembatan di Selat Malaka via Riau.

"Lalu kami mencanangkan JSS dulu yang dibangun, karena kami tidak ingin kemajuan yang saat ini sedang berlangsung di Sumatera justru akan tersedot ke Malaysia. Jadi tetap bersatu dengan Indonesia," papar dia di kantornya, Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Kata Lucky, pemerintah berambisi untuk menggabungkan dua pulau berkekuatan ekonomi besar sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan pendapatan warga sekitar.

Namun demikian, sambungnya, pemerintah baru akan berniat merealisasikan pembangunan JSS apabila seluruh wilayah di Sumatera telah terintegrasi melalui jalan tol Trans Sumatera.

"Itulah kenapa tol Trans Sumatera penting karena dengan cara tersebut seluruh potensi perekonomian di Sumatera akan terintegrasi. Kalau Sumatera tidak terintegrasi, lalu ada JSS, yang ada justru Jawa semakin penuh karena orang Sumatera bisa dengan mudah ke Jawa," jelasnya.

Dia melanjutkan, pemerintah tak menginginkan kondisi itu terjadi karena tujuannya adalah membangun ekonomi di Sumatera dan mendorong masyarakat di Jawa melakukan transmigrasi ke Sumatera.

"Tapi kami wariskan JSS ke pemerintahan mendatang saja. Diharapkan ada progres lebih lanjut pada kabinet yang baru," cetus Lucky.(Fik/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini