Sukses

Pengusaha Hotel Keluhkan Listrik PLN Mahal Tapi Kualitasnya Jelek

Pengusaha hotel merasa kesal dengan tudingan PLN yang menyebut banyak terjadi pencurian listrik oleh pelanggan besar, termasuk hotel.

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) merasa kesal dengan tudingan PT PLN (Persero) yang menyebut banyak terjadi pencurian listrik oleh pelanggan besar, termasuk hotel. Para pengusaha hotel justru berbalik menyalahkan badan usaha milik negara (BUMN) tersebut karena menjual listrik berkualitas jelek kepada anggotanya.

"Hotel dan mal justru mensubsidi masyarakat kecil dengan kenaikan tarif listrik yang kami tanggung. Karena mereka tidak mengalaminya," ucap Wakil Ketua Umum PHRI, Johnnie Sugiarto kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (11/8/2014).

Sayangnya, kata dia, pengusaha hotel kerap mengeluhkan tegangan listrik (voltage) yang turun naik sehingga menimbulkan permasalahan baru. Persoalan ini menjadi beban baru bagi keuangan hotel dan restoran.

"Listrik yang kami dapatkan nggak berkualitas, naik turun, nggak konsisten. Misalnya yang seharusnya 220 volt turun jadi 180-190 volt. Akibatnya banyak peralatan listrik kami yang rusak. Akhirnya jadi beban biaya lagi," paparnya.

Padahal, menurut Johnnie, pengusaha hotel dan restoran telah membayar listrik tersebut dengan harga mahal karena setiap saat mengalami kenaikan harga jual yang cukup memberatkan.

"Listrik tidak pernah stabil. Kalau harganya mahal kualitas bagus sih tapi apa, tapi ini sudah mahal kualitas jelek. Tapi kan kami terpaksa tetap beli, karena butuh wong tidak ada perusahaan lain selain PLN," keluhnya.

Dengan beban yang bertubi-tubi ini, dia mengaku kecewa apabila dituding lagi sebagai pencuri listrik. Pasalnya selama ini, Johnnie belum menerima laporan dari PLN maupun pihak berwajib terkait adanya pencurian tersebut.

"Nggak ada lah karena belum ada laporan yang masuk. Kalaupun ada, kami mendukung kok jika diajukan ke pihak berwajib. Tapi hotel tidak akan melakukan itu (pencurian) apabila tidak ada pejabat PLN yang terlibat. Pasti ada pejabat PLN yang kongkalikong," tuturnya.

Johnnie berharap, ke depan PLN dapat lebih meningkatkan kualitas listrik maupun pelayanannya, sehingga mahalnya tarif listrik pelanggan sebanding dengan apa yang diberikan PLN. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini