Sukses

Pengusaha Minta Jokowi-JK Benahi Kebijakan yang Amburadul

Kadin keminta kepada presiden dan wakil presiden terpilih untuk membenahi kelemahan dalam pengawasan pencurian kekayaan alam Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla yang sudah untuk membenahi kebijakan-kebijakan untuk mendukung pertumbuhan sektor riil.

"Pertahankan kebijakan ekonomi atau bisnis yang sudah berjalan baik. Juga memperbaiki atau menghapus kebijakan yang saat ini membuat kita terpuruk," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (23/7/2014).

Dia menyebut, salah satu kebijakan yang sangat menekan fiskal dan membuat Indonesia terpuruk selama ini adalah subsidi energi. Sebab, anggaran yang digelontorkan pemerintah setiap tahun mencapai ratusan triliun rupiah, terdiri dari alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan subsidi listrik.

"Yang perlu dibenahi atau dihapus contohnya kebijakan energi yang sudah amburadul termasuk subsidi BBM," terangnya.

Suryo berharap agar pemerintah baru periode 2014-2019 dapat memperbaiki kebijakan lain. Seperti aturan bea keluar  bagi produk mineral yang sudah diproses, kebijakan yang terlalu pro impor, kelemahan dalam pengawasan pencurian kekayaan alam Indonesia, dan sebagainya.

Dia mengaku kecewa dengan sikap capres nomor satu yang mundur atau menolak proses pemilihan presiden tahun ini sehingga menimbulkan reaksi ketidakpastian dari pelaku pasar. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat terpuruk.

"Kami sangat prihatin dengan perkembangan terakhir, di mana salah satu calon presiden mundur dan menyebabkan IHSG serta kurs rupiah melemah. Tapi itu normal sebagai reaksi sentimen pasar terhadap ketidakjelasan. Saya kira akan terkoreksi sendiri dengan ketetapan atau pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU)," pungkas Suryo. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.