Sukses

Pemuda Ogah Jadi Petani Karena Tak Menguntungkan

Jumlah petani muda masih jauh lebih rendah dibandingkan total petani berusia lanjut di Tanah Air

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR Komisi IV Jazilul Fawaid mengatakan, banyak pemuda Indonesia yang malu berkecimpung di dunia pertanian guna ikut menjaga ketahanan pangan negara. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya jumlah petani muda dibandingkan petani berusia lanjut di Tanah Air.

"Anak-anak muda sekarang sudah tidak mau bertani, karena tidak menguntungkan," ujar Jazilul yang juga merupakan tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla pada acara Live Streaming Dabat Capres di Kantor Liputan6.com, Sabtu (5/7/2014).

Padahal dukungan pemuda sangat diperlukan mengingat Indonesia masih sering mengimpor berbagai komoditas pangan. Di sinilah Jazilul menilai pentingnya bank tani guna membantu memberikan dan mengelola dana di bidang pertanian.

"Sekarang ini semua tahu, Indonesia masih mengimpor gula, kedelai, jagung, bahkan cabe pun kita masih impor. Ini sangat ironis, membiarkan banyak produk asing masuk ke dalam negeri," tuturnya.

Menurut dia, para pemuda juga enggan menjadi petani karena harga jualnya yang rendah semenetara peralatan dan penunjang di bidang pertanian masih terbilang cukup mahal. Di sinilah pentingnya peran Bulog sebagai salah satu lembaga pengelola pangan di Tanah Air.

"Petani harus memiliki akses pendanaaan. Bulog jangan cuma berperan sebagai penyalur beras miskin (raskin)," ujarnya.

Jazilul menyarankan, pemberian subsidi BBM sebesar 400 triliun sebaiknya dikurangi dan dialihkan ke bidang pertanian. Dari dana alihan tersebut, pemerintah dapat memberikan pelatihan pada para petani serta menjaga stabilitas harga pangan domestik.

"Kalau pangan disubsidi, pemeritnah harus bisa menjaga stabilitas harga pangan. Tolong subsidi pupuk dikurangi dan dialokasikan ke kebijakan harga dasar. Sekarang kalau benih dan pupuk disubsidi tapi panennya rusak bagaimana?" tandasnya. (Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.