Sukses

Pelabuhan Cilamaya Dibangun, Blok ONWJ Pertamina Tutup 6 Bulan

Pertamina berpotensi menanggung kerugian besar mesti konsep pelabuhan berdampingan dengan blok migas lumrah terjadi di sejumlah negara.

Liputan6.com, Medan- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat akan mengorbankan blok minyak dan gas milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHEONWJ). Ladang migas itu bakal ditutup selama enam bulan.

Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Perekonomian, Lucky Eko Wuryanto mengungkapkan, proyek pembangunan pelabuhan Cilamaya terpaksa membuat blok migas ONWJ berhenti operasi sementara.

"Ini sudah dikaji secara aturan internasional yang menyebut penutupan tidak lebih dari sebulan. Tapi Pertamina bilang tidak mungkin, malah bisa sampai enam bulan," ujarnya saat ditemui di Medan, Jumat (20/6/2014).

Akibatnya, tambah Lucky, Pertamina berpotensi menanggung kerugian cukup besar mesti konsep pembangunan pelabuhan yang berdampingan dengan blok migas sudah lumrah terjadi di beberapa negara.  

"Tapi kita kami sadar, karena rencana bangun Cilamaya datang belakangan, maka si pihak pelabuhan harus menanggung biaya-biaya pengamanan supaya aktivitas pengeboran migas tidak terganggu atau ada kecelakaan," terang dia.

Lanjutnya, pengamanan tersebut berupa petunjuk ataupun rambu-rambu yang mesti terpasang dengan benar sebelum pelabuhan Cilamaya beroperasi. Biaya lain sebagai kompensasi yakni ongkos menanam beberapa pipa migas sedalam enam meter dan memperkuat pondasi atas pipa.

"Pertamina sudah menghitung, biayanya nggak lebih dari dua persen terhadap total investasi pelabuhan Cilamaya yang ditaksir sekitar Rp 60 triliun. Itu untuk biaya pengamanan," jelas Lucky.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), induk usaha PHEONWJ, menyatakan proyek pembangunan pelabuhan Cilamaya akan mengganggu keberlangsungan operasi migas di Blok ONWJ.

Direktur Utama PT PHE Tenny Wibowo mengatakan, pelabuhan Cilamaya akan dibangun di tengah-tengah jalur penyaluran migas dari sumur menuju penampungan ONWJ yang beroperasi di Pantai Utara Jawa. Jika pelabuhan ini dibangun, hasil produksi migas tidak bisa ditampung pada tempat biasa.

Tak hanya itu, kalau pembangunan Pelabuhan Cilamaya dilakukan maka akan banyak pipa migas yang harus didalamkan. Hal itu dilakukan untuk menghindari kerusakan yang diakibatkan kapal yang melego jangkar. Hal ini akan membuat PHE ONWJ mengeluarkan biaya lebih besar.

"Cukup banyak, pipa yang ada kalau mau terpakai harus didalamkan. Karena itu akan menjadi pelabuhan besar. Kalau mereka melego jangkar dan sebagainya akan berbahaya. Saat ini kami masih menunggu, kami studi dulu, hasilnya seperti apa," tuturnya.

Selain itu, pembangunan pelabuhan tersebut juga akan mengakibatkan beberapa anjungan lepas pantai ONWJ terpaksa dibongkar. Tentunya ini akan mengganggu produksi migas. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.