Sukses

Peternak: Harga Tanah di Selandia Baru Cuma Rp 10 Ribu per Meter

Peternak Selandia Baru melepas sapi di lahan luas membuat kualitas susunya lebih baik dibandingkan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Meski pun mampu memproduksi susu sapi di dalam negeri, namun sebagian besar kualitas susu di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan susu yang dihasilkan di Selandia Baru.

Salah satu petenak sapi perah asal Kuningan, Jawa Barat, Rahardian Dwicahyo (25) yang merupakan penerima beasiswa Fonterra Dairy Farming Scholarship 2013 yang berkesempatan mendapatkan pelatihan ternak sapi perah di Selandia Baru mengatakan kualitas susu bisa lebih baik karena sapi perah di negara tersebut dilepas di lahan yang luas.

Hal itu berbeda dengan di Indonesia, yang biasanya sapi dikandangkan.  "Memang lebih bagus, karena disana kan dilepas, kalau di sini masih dikandangkan," ujar Rahardian di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2014).

Meski demikian, menurut Rahardian, untuk saat ini kualitas susu dari beberapa peternakan di Indonesia sudah mulai bisa bersaing. Hal ini karena mulai menggunakan mesin untuk memerah sehingga menjadi lebih higienis.

"Kalau pakai tangan bakterinya lebih banyak, karena  tangan kotor tidak higienis dan lain-lain. Kalau pakai mesin lebih bersih, bakterinya lebih sedikit," lanjutnya.

Kualiatas yang bagus tersebut membuat harga susu asal Selandia Baru lebih mahal dibandingkan susu dalam negeri. "Sekarang harganya per liter Rp 5 ribu per kg, itu harga menegah, kalau tinggi bisa sampai Rp 6 ribu per kg. Tapi kalau susu impor bisa Rp 7.500 per kg," katanya.

Menurut Rahardian, peternak di Selandia Baru bisa melepas ternaknya karena memiliki lahan yang luas. Hal tersebut didukung oleh ketersediaan dan harga lahan yang murah. Bahkan untuk mendapatkan lahan atau peternakan dibantu oleh agen properti.

"Di sana harganya relatif murah, harus lewat agen properti. Di sana per meter kalau saya hitung-hitung Rp 5 ribu-Rp 10 ribu per meter. Di Kuningan saja harganya Rp 70 ribu-80 ribu per meter," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini