Sukses

Rupiah Terus Terpuruk, Pengusaha Penerbangan Kian Berat

Pengusaha industri penerbangan mengakui pelemahan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cukup memberatkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha industri penerbangan mengakui pelemahan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cukup memberatkan. Ini terlihat dari adanya maskapai yang memutuskan menutup rute penerbangan dalam rangka efisiensi.

Maklum selama ini pembelian bahan bakar avtur yang memakai mata uang dolar dipastikan melonjak seiring pelemahan rupiah dan menambah beban operasional maskapai.

Ketua Indonesian National Air Carries Association (INACA) Arief Wibowo mengatakan, depresiasi rupiah telah mencapai 20% sejak tahun lalu.

Pada Mei 2013, rupiah masih bertengger di kisaran Rp 9.760 per dolar AS dan kini berkisar di Rp 11.810, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate Bank Indonesia pada 4 Juni 2014.

"Biaya operasional 70% bahkan 80% terpengaruh currency, " jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (4/6/2014).

Dia mengaku 80% biaya operasional maskapai sangat bergantung dengan nilai tukar dolar. Itu terkait biaya energi avtur yang dibeli memakai dolar AS.

Dia mencontohkan perbandingkan harga avtur saat ini dibandingkan tahun lalu. Harga avtur pada April 2013 berkisar 88,8 sen dolar AS  per liter, kini naik menjadi 89,3 sen dolar AS per April 2014.

Arief menambahkan, para maskapai pun memiliki jurus sendiri untuk tetap bisa bertahan menghadapi kondisi saat ini.

Jika ada yang memutuskan untuk menutup rute penerbanga, itu dikatakan hanya salah satu solusi. Ada strategi lain seperti efisiensi dalam operasional.

Namun dia menilai sejauh ini sebagian besar maskapai masih bisa mentolerir pelemahan rupiah tersebut. Mereka pun belum akan meminta perubahan fuel surcharge kembali kepada pemerintah.

"Kalau nilai tukar rupiah sudah di atas Rp 12 ribu baru kami akan meminta (kenaikan kembali)," tandas dia. (Nrm)

 




 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.