Sukses

Wamenkeu Geram Ditanya Pajak Ponsel

Wamenkeu kecewa dengan catatan defisit neraca perdagangan April 2014 yang mencapai US$ 1,96 miliar akibat tingginya impor ponsel.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro terlihat kecewa dengan catatan defisit neraca perdagangan pada April 2014 yang mencapai US$ 1,96 miliar akibat tingginya impor ponsel. Pelaku usaha berbondong-bondong mengimpor ponsel sebelum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Saat ditanya mengenai kebijakan PPnBM ponsel, mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) ini terlihat agak marah. Dia justru menyalahkan ramainya pemberitaan di media massa yang mengangkat kebijakan tersebut.

"Belum dibahas lagi, itu gara-gara kamu nulis PPnBM sih. Impor jadi naik," ucap dia saat ditemui usai Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Melambungnya impor ponsel pada April terhadap Maret ini yang bertumbuh sekitar 58%, tambah Bambang, mengakibatkan defisit neraca perdagangan (trade balance).

"Impor naik, bikin defisit pada trade balance. Dan akhirnya rupiah jadi melemah," jelasnya.

Dia menganggap, PPnBM ponsel merupakan wacana kebijakan yang digulirkan oleh Kementerian Perindustrian. Sementara prosesnya belum juga terealisasi sampai saat ini.

"Wong surat nggak pernah ada. Itu cuma wacana pejabat Kementerian Perindustrian. Jadi nggak usah diangkat-angkat lagi," tegasnya.


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengimpor telepon seluler atau ponsel pada April 2014 sebesar US$ 332,17 juta atau meningkat 58,90% dari Maret lalu sebesarUS$ 209,05 juta. Hal ini terjadi karena tingginya permintaan ponsel sebelum pemberlakukan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

Kepala BPS, Suryamin mencatatkan impor ponsel sepanjang periode Januari-April 2014 senilai US$ 1,07 miliar atau mengalami lonjakan 45,58% dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$ 731,93 juta.

"Impor yang cukup melonjak yakni impor alat komunikasi. Mungkin ini karena rencana pemerintah untuk mengenakan ponsel dengan pajak barang mewah," kata dia.

Sementara Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, defisit sebesar US$ 1,96 miliar pada bulan keempat ini terjadi karena melambungnya impor ponsel.

"Impor ponsel yang bikin naik (defisit). Aji mumpung sebelum PPnBM diterapkan," paparnya.   (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini