Sukses

Wamenkeu Beri Sinyal Restui Harga BBM Naik

Wamenkeu Bambang Brodjonegoro mengaku perlu ada upaya lain untuk terus menurunkan konsumsi masyarakat terhadap premium dan solar.

Liputan6.com, Jakarta Meski senang dengan realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kuartal I yang rendah, namun Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro mengaku perlu ada upaya lain untuk terus menurunkan konsumsi masyarakat terhadap premium dan solar.

Apa ini berarti Kemenkeu setuju supaya harga BBM subsidi naik?.

"Harga BBM seharusnya jangan dibuat terlalu rendah karena akan merangsang orang konsumsi (BBM) terlalu besar," tegas dia di Jakarta, seperti ditulis Selasa (8/4/2014).

Dia mengungkapkan, realisasi konsumsi BBM bersubsidi pada tiga bulan pertama ini jauh di bawah target rata-rata penyaluran sebesar 25% per kuartal.

"Mestinya kan rata-rata konsumsi BBM subsidi per kuartal 25%, tapi ini masih di bawah. Padahal kita hanya set 48 juta kl atau jauh dari perkiraan awal 51 juta kl. Jadi saya lihat mungkin kita bisa agak mengendalikan (konsumsi)," kata Bambang.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melaporkan hasil realisasi penyaluran BBM bersubsidi mencapai 11,2 juta kl sepanjang kuartal I 2014.


Jumlah realisasi ini setara dengan 23,6% dari total jatah BBM bersubsidi hingga akhir tahun ini sebesar 47,35 juta kl.

"Penyaluran BBM bersubsidi sampai 31 Maret ini, realisasinya 11,2 juta kl atau tumbuh 1,6% dibanding periode yang sama 2013 sebesar 11,02 juta kl," jelas VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir.  

Ali menyebut, dari realisasi itu, penyaluran premium pada tiga bulan pertama ini tercatat 7,1 juta kl atau 22% dari kuota penyaluran premium perseroan sebanyak 32,32 juta kl. Capaian tersebut naik 1,63% dari kuartal I 2013 sebanyak 6,98 juta Kl  
 
Sedangkan kinerja penyaluran solar bersubsidi menunjukkan kenaikan lebih besar, yaitu 3,91% dari 3,7 juta kl pada kuartal I 2013 menjadi 3,85 juta kl di kuartal I ini.

Kuota penyaluran solar bersubsidi yang ditugaskan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini  mencapai 14,14 juta kl sepanjang 2014.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini