Sukses

Iming-iming Hadiah Masih Ampuh Gaet Nasabah Bank

Bank konvensional harus hati-hati mempertahankan nasabahnya dari pihak kompetitor penyedia jasa keuangan berteknologi dan layanan terbaru.

Liputan6.com, Jakarta Strategi penawaran hadiah yang dilakukan pelaku usaha perbankan masih menjadi pilihan utama untuk memikat nasabah baru. Meski lawasa, cara ini diakui lebih efektif bagi pelaku perbankan untuk menawarkan produk-produknya kepada konsumen.

Partner Assurance Services Ernst & Young, Danil Setiadi Handaya dalam acara Global Consumer Banking Survei, di Jakarta, Kamis (13/3/2014) mengungkapkan nasabah tertarik menggunakan produk perbankan, seperti tabungan, deposito, asuransi, kartu kredit, unit link dan sebagainya jika penyedia jasa mengiming-imingi hadiah menarik.

"Produk bank yang diminati adalah pastinya yang memberi bunga tinggi, aman, berbiaya rendah, dan dapat hadiah. Deposito paling tinggi minatnya karena dinilai aman," terang dia di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Menawarkan sesuatu yang menarik, kata Global Assurance Leader Banking and Capital Market EY, Keith Pogson memang perlu dilakukan perbankan sebagai sebuah strategi pemasaran. Terlebih lagi nasabah bank saat ini mulai beralih kepada penyedia jasa keuangan atau non bank.

Peralihan ini bisa menjadi suatu ancaman yang tidak dapat diabaikan oleh bank tradisional yang beroperasi di wilayah tersebut.

"Pihak bank diharuskan berhati-hati dalam mempertahankan nasabah mereka dari pihak kompetitor penyedia jasa keuangan dengan teknologi dan layanan yang lebih baru dan inovatif," imbau dia.

Meski ada peningkatan indeks kepercayaan, Pogson mengingatkan bahwa nasabah tidak selalu menganggap suatu bank yang sudah berdiri dalam waktu tertentu mempunyai keunggulan dibandingkan "bank baru".

Peningkatan jumlah nasabah, aset yang dikelola dan ketergantungan atas perbankan digital menjadikannya sebagai tren yang patut dikhawatirkan bank tradisional. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan terutama pada pasar-pasar yang dapat ditembus secara mudah oleh pendatang baru, serta memiliki populasi muda dan kaya.

"Di Australia, Malaysia dan Singapura menganggap bank tradisional memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan pihak penyedia jasa perbankan lainnya, sementara nasabah di Indonesia dan Jepang merasa bahwa bank tradisional mengalami kerugian kompetitif," tandas Pogson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.