Semangka Densuke Langka dan Termahal dalam Sejarah, Pernah Terjual Rp 86 Juta

Tumbuh hanya di pulau utara Hokkaido, Jepang, dan dalam jumlah kecil yang jarang melebihi 100 unit per tahun, Densuke dianggap sebagai salah satu semangka paling langka di dunia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Apr 2022, 19:10 WIB
Ilustrasi semangka Densuke yang diklaim termahal sedunia. (dok. Pixabay.com/ulleo)

Liputan6.com, Hokkaido - Dari lebih dari 1.200 varietas semangka yang ditanam di seluruh dunia, tidak ada yang lebih mahal atau lebih dicari daripada semangka hitam Densuke yang terkenal.

Tumbuh hanya di pulau utara Hokkaido, Jepang, dan dalam jumlah kecil yang jarang melebihi 100 unit per tahun, Densuke dianggap sebagai salah satu semangka paling langka di dunia.

Mengutip Oddity Central, Minggu (17/4/2022), ini bukan jenis buah yang Anda harapkan untuk ditemukan di pasar atau toko kelontong. Sebaliknya, beberapa buah yang tersedia setiap tahun dilelang ke penawar tertinggi dalam acara yang sangat dinanti, seharga ratusan, dan bahkan ribuan dolar.

Dengan kata lain, dalam rupiah bisa jutaan hingga belasan juta harga per buah semangka.

Semangka Densuke termahal dalam sejarah dilelang pada 2019, seharga 750.000 yen Jepang ($ 6.000) atau sekitar Rp 86,2 juta. Harganya telah turun dalam dua tahun terakhir, karena pandemi COVID-19, tetapi semangka hitam itu tetap menjadi varietas termahal di dunia, sejauh ini.

Dikenal karena bagian luarnya yang hitam dan mengkilat, semangka Densuke dikatakan memiliki daging yang renyah, tingkat kemanisan yang lebih tinggi daripada varietas semangka lainnya, dan biji yang lebih sedikit. Mereka yang cukup beruntung telah mencoba buahnya mengatakan bahwa rasanya seperti semangka, hanya saja lebih enak.

Meskipun kelangkaan varietasnya jelas membuat harga semangka Densuke menjadi mahal, perlu diperhatikan bahwa harga akhir juga mencerminkan jumlah waktu dan dedikasi yang dihabiskan untuk menanamnya.

Meskipun beberapa lot pertama dari panen tahunan menghasilkan harga tertinggi di pelelangan buah, semangka Densuke biasanya dapat dibeli dengan harga mulai dari sekitar $250 sekitar Rp 3,5 juta per buah, yang di sebagian besar negara, masih merupakan jumlah yang keterlaluan untuk membayar satu buah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kemasan Semangka Densuke

Ilustrasi Buah Semangka Credit: pexels.com/pixabay

Seperti kebanyakan produk mewah lainnya, semangka Densuke dikemas dalam kotak kardus kubik yang didekorasi dengan indah dan menyertakan sertifikat asal, karena bukti keaslian sangat penting. Mereka paling sering ditawarkan sebagai hadiah, untuk menunjukkan rasa hormat, rasa terima kasih, dan menjaga hubungan baik.

Tidak jelas mengapa Semangka Densuke belum banyak ditanam di luar Jepang, tetapi menurut majalah The Gardener, benih mulai tersedia secara komersial di Eropa dan Amerika Utara.

Buah-buahan lain yang lebih mahal, ada Ruby Roman, anggur termahal di dunia, dan Finger Lime, alias kaviar jeruk.

3 dari 4 halaman

Misteri di Balik Semangka dan Orang Rusia, Ternyata...

Ilustrasi Semangka | unsplash.com/@frostroomhead

Ketika berpikir tentang Rusia, semangka tentu bukanlah hal pertama yang terlintas di kepala Anda. Namun, Anda pasti akan terkejut saat mengetahui betapa populernya buah itu selama musim panas di Rusia.

Semangka kebanyakan dibudidayakan di bagian selatan Rusia, tapi disantap di seluruh penjuru negeri, demikian seperti dikutip dari RBTH Indonesia, Rabu (28/3/2018).

Musim yang dinanti telah tiba. Bukan, ini bukan musim liburan atau musim untuk menikmati cuaca hangat selama tiga bulan. Inilah musim untuk menyantap semangka.

Bayangkan, pada suatu hari di tengah musim panas di Kota Moskow, Anda berada dalam mobil yang bergerak perlahan melewati persimpangan demi persimpangan. Setelah lalu lintas mulai lengang, Anda bisa tiba lebih awal di dacha (semacam vila) Anda.

Hari itu adalah hari Sabtu, dan jika Anda tidak membawa beberapa buah semangka segar yang berair, itu hampir seperti tindakan kriminal. Itu benar. Tak ada orang Rusia yang merasa lengkap tanpa sepotong semangka di tangannya, setidaknya pada musim panas.

Ketika orang-orang mengalihkan perhatian mereka dari meminum vodka atau meretas lembaga-lembaga pemerintah, kami biasanya menikmati waktu bersama teman-teman atau sanak saudara di dacha, memasak kebab (shashlik), dan makan semangka.

Dan percayalah, tak ada santapan musim panas yang dilahap dengan lancar tanpa sepotong buah segar ini. Orang Rusia dan semangka harus selalu bersama. Daging semangka yang manis dan berair lebih dari sekadar menyegarkan. Sepotong semangka mampu melepaskan dahaga dan menenangkan jiwa Anda.

Selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

Kisah Semangka yang Menjadi Simbol Perlawanan Rakyat Palestina

ilustrasi semangka/Photo by rawpixel.com from Pexels

Buah semangka dikenal memiliki rasa segar dan enak. Namun, bagi masyarakat Palestina semangka menjadi sebuah simbol perlawanan. Bagaimana kisahnya?

Ide ini berawal sejak pasukan Israel menduduki Tepi Barat pada 1980-an. Menurut seniman terkenal Palestina, Sliman Mansour, pada saat itu para seniman tidak boleh menggunakan warna, hijau, hitam, dan putih. Ketiga warna itu merupakan unsur warna bendera Palestina.

"Bendera Palestina dan warna bendera Palestina dilarang," ujar Mansour, dilansir dari kanal YouTube AJ+, Jumat, 10 September 2021.

Pada 1980, sebuah pameran lukisan di 79 Gallery milik Mansour hanya dibuka selama tiga jam sebelum tentara Israel mengosongkan dan mengunci tempat itu. Pameran itu melibatkan tiga seniman Palestina, yaitu Sliman Mansour, Nabil Anani, dan Issam Badr.

Menurut Mansour, tentara Israel diperintahkan untuk melarang pameran seni di Tepi Barat dan Gaza, kecuali mendapatkan izin dari sensor militer Israel. Izin tersebut berupa lukisan yang mendapatkan stempel dari kantor militer yang menandakan lukisan tersebut baik ataupun buruk.

Tentara Israel juga menyita lukisan Mansour dari galerinya yang berada di Ramallah. Mansour mengatakan bahwa perwira besar di kantor polisi berusaha untuk meyakinkan para seniman untuk tidak menggambar seni yang berbau politik.

"Mereka mengatakan kepada kami ‘Kenapa kamu membuat seni politik? Kenapa kamu tidak menggambar bunga atau sosok yang telanjang?’," ujar Mansour.

Selanjutnya klik di sini...

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya