Intip Kecanggihan Ina-TEWS, Sistem Pendeteksi Tsunami Super Cepat Karya Anak Bangsa

PT PAL Indonesia melakukan pengembangan bernama sistem peringatan dini tsunami bernama Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS).

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Feb 2021, 10:30 WIB
PT PAL Indonesia melakukan pengembangan bernama sistem peringatan dini tsunami bernama Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS). (Dok PT PAL)

Liputan6.com, Jakarta - PT PAL Indonesia melakukan pengembangan Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) alias sistem peringatan dini tsunami guna berkontribusi dalam penanganan bencana secara dini, mengingat Indonesia memiliki latar belakang geografis yang rawan bencana alam.

Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia Rariya Budi Harta mengatakan, melalui salah satu Divisi produksi di bidang Rekayasa Umum, PT PAL berhasil membangun TEWS dalam bentuk Buoy.

"Dengan adanya TEWS dapat memberikan peringatan dini bencana TEWS tersebut dapat meminimalisir dampak bencana yang akan muncul," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (11/2/2021).

Dikutip dari dokumen Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami yang dibuat oleh BMKG, Indonesia sebenarnya sudah memiliki Ina-TEWS yang telah diluncurkan sejak November 2008.

Ina-TEWS memiliki 2 sistem pemantauan. Yang pertama adalah sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband dan GPS. Yang kedua sistem pemantauan laut (sea monitoring system) terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV.

Ina-TEWS dapat mengolah informasi yang didapat dari sistem pemantauan darat dan laut tersebut dengan menggunakan perangkat Decision Support System (DSS) untuk menentukan apakah ada risiko tsunami setelah gempa. Setelah data tersebut diverifikasi, maka peringatan dini tsunami pun bisa dikeluarkan.

Dengan Ina-TEWS, BMKG mampu menerbitkan berita peringatan dini tsunami dalam kurun waktu 5 menit setelah gempa bumi terjadi yang kemudian diikuti oleh beberapa kali berita pemutakhiran dan diakhiri berita ancaman tsunami telah berakhir. Berita peringatan dini berisi tingkat ancaman tsunami untuk wilayah dengan status "Awas", "Siaga", hingga "Waspada".

Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) akan ditempatkan di titik-titik rawan bencana seperti perairan selatan Jawa dan Sumatera, perairan utara Sulawesi dan Papua, Laut Flores dan Laut Banda.

Diharapkan, PT PAL dapat menjadi leader hilirisasi industri InaTEWS, sejalan dengan Peraturan Presiden (PerPres) No 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kapal Rumah Sakit Terapung Buatan PT PAL Meluncur di Oktober 2021

Kapal Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso 990 bersandar di Dermaga Madura, Komando Armada II Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/2/2020). KRI dr Soeharso 990 merupakan rumah sakit kapal milik TNI AU. (JUNI KRISWANTO/AFP)

PT PAL Indonesia (Persero) tengah mengerjakan produksi kapal yang akan beroperasi sebagai Rumah Sakit Terapung. Rencananya, kapal ini akan meluncur pada Oktober 2021.

PAL merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini memproduksi kapal selam juga perang. Kali ini, TNI Angkatan Laut (AL) meminta perusahaan untuk memproduksi kapal rumah sakit terapung. 

Pelaksana Tugas Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia, Utario Esna Putra, mengatakan pengerjaan kapal tersebut hingga kini masih terus berjalan. Sesuai rencana, kapal ditargetkan bisa beroperasi efektif pada Oktober 2021.

"Yang sekarang sedang dibangun dari awal rancangan memang diperuntukkan berperan sebagai rumah sakit terapung. Pemesannya dari TNI AL," ujar Utario kepada Merdeka.com di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Utario mengatakan, desain dan fungsi kapal ini sedikit berbeda jika dibandingkan dengan kapal pada umumnya yang diproduksi oleh PT Pal Indonesia. Perusahaan juga akan menerapkan protokol khusus jika kapal ini nantinya sudah selesai dibangun.

"Nanti beroperasi di daerah yang dibutuhkan. Betul (menerapkan protokol khusus). Kapal ini direncanakan selesai di Oktober 2021," paparnya.

3 dari 3 halaman

Desain

Awak KRI Semarang-594 mengecek ruang navigasi saat sandar di dermaga 203, Jakarta, Jumat (15/3). Kapal ini dibuat PT PAL dengan total biaya Rp 736 miliar. Pembuatan kapal perang RS tersebut dituntaskan selama 23 bulan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Adapun desain kapal ini sebagian besar mirip dengan KRI Banjarmasin. Namun nantinya, akan ada modifikasi desain agar kapal mampu menampung peralatan rumah sakit.

"Saat ini sedang dibangun dan sedang dalam tahap erection di graving dock. Sebelumnya di awal tahun 2019 PAL pernah menyelesaikan LPD Semarang, di mana merupakan kapal sekelas dengan KRI Banjarmasin, namun dimodifikasi untuk menampung perlatan rumah sakit," tandasnya.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya