Ikut Protes Kematian George Floyd, Jadon Sancho Bakal Dihukum DFB?

Kartu Kuning yang diterima Jadon Sancho bukan karena memprotes kematian George Floyd.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 03 Jun 2020, 15:30 WIB
Gelandang Borussia Dortmund Jadon Sancho merayakan golnya ke gawang SC Paderborn dalam lanjutan Bundesliga Jerman di Benteler Arena, Minggu (31/5/2020). Dortmund menang 6-1. (foto: Lars Baron/Pool via AP)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), angkat bicara mengenai hukuman yang diterima winger Borussia Dortmund, Jadon Sancho, pada pertandingan melawan SC Padeborn, Minggu lalu (1/6/2020). Dalam duel itu, Sancho diganjar kartu kuning usai menunjukkan tulisan tangan pada kaos dalamnya. 

Sancho merupakan satu dari banyak insan olahraga yang ikut bersuara tentang tragedi kemanusiaan yang menimpa warga Amerika Serikat, George Floyd. Pria kulit hitam berusia 46 tahun tersebut tewas secara tragis oleh polisi yang menangkapnya di Minneapolis, pekan lalu. George Floyd meninggal kehabisan napas akibat ditekan dengan lutut di bagian leher selama hampir sembilan menit.

Kematian George Floyd menambah panjang aksi kekerasan diskriminatif yang dialami warga kulit hitam di AS. Kejadian ini selanjutnya memicu gelombang protes dan kerusuhan di berbagai tempat.

Sancho juga memprotes perlakuan terhadap Floyd. Dia meluapkannya usai mencetak gol pertama bagi Dortmund pada pertandingan melawan Padeborn, Minggu lalu. Usai menjebol gawang lawan, dia menyopit kostumnya dan memperlihatkan tulisan "Justice for George Floyd (Keadilan untuk George Floyd)" yang tertera para kaus dalam berwarna kuning yang dikenakannya.

 

2 dari 4 halaman

Bukan karena Pesan Politik

Pemain Borussia Dortmund, Achraf Hakimi, menunjukan tulisan rasa simpati untuk mendiang George Floyd saat melawan SC Paderborn 07 pada laga Bundesliga di Stadion Benteler, Minggu (31/5/2020). Borussia Dortmund menang dengan skor 6-1 SC Paderborn 07. (AP/Lars Baron)

Bukan hanya Sancho yang memanfaatkan pertandingan tersebut untuk menyuarakan protes atas kematian Floyd. Rekan setimnya, Achraf Hakimi, juga melakukan hal yang sama. Pemain asal Maroko itu juga menunjukkan tulisan Justice for George Floyd setelah berhasil menjebol gawang lawan. Meski demikian, Hakimi tidak menuai kartu kuning seperti yang dialami oleh Sancho.

Lantas apa yang membuat perlakuan wasit terhadap kedua pemain bia berbeda?

Seperti dilansir dari CNA, peraturan nomor 12 yang dikeluarkan oleh IFAB menyebutkan bahwa, pemain akan mendapat hukuman bila membuka seragamnya atau menutupi bagian kepala dengan baju itu. "Ini jelas dikategorikan sebagai tindakan ilegal sesuai aturan noor 12 dan tidak ada kaitannya dengan pesan politik," Lutz Michael Froehlich, direktur wasit DFB menjelaskan.

"Sangat sulit bagi wasit untuk memilah, pesan politik, agama, slogan pribadi, atau gambar selama pertandingan berlangsung," bebernya.

 

3 dari 4 halaman

Pelajari Aksi Sancho dan Hakimi

Gelandang Borrusia Dortmund, Jadon Sancho berselebrasi menunjukkan tulisan di kaos dalam 'Justice for George Floyd' usai mencetak gol ke gawang SC Paderborn 07 di Benteler Arena di Paderborn, Jerman (1/6/2020). Dalam pertandingan ini Dortmund menang telak 6-1 atas Paderborn. (Lars Baron/Pool via AP)

Meski demikian, DFB mengatakan sedang meninjau kasus Sancho dan Hakimi serta Schalke's Weston McKennie, yang mengenakan ban lengan dengan slogan "Justice for George".

Aturan IFAB menyatakan bahwa peralatan yang digunakan pemain tidak boleh memiliki slogan, pernyataan atau gambar bernuansa politik, agama, atau pesan pribadi.

wakil presiden DFB Rainer Koch, mengaku sangat menghormati tindakan para pemain. Hanya saja pihaknya akan tetap memastikan apakah kegiatan tersebut melanggar aturan atau tidak. 

"Permainan sendiri harus tetap bebas dari pernyataan atau pesan politik dalam bentuk apa pun ... Tentu saja ada peluang sebelum dan sesudah laga untuk hal-hal semacam ini," kata Koch menjelaskan.

"Kita tunggu saja dan melihat apakah sanksi diperlukan dalam hal ini," Koch menambahkan.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Lolos dari Sanksi

Sementara para pertandingan lain, pemain dari Borussia Moenchengladbach, Marcus Thuram, juga ikut memprotes perlakuan terhadap Floyd. Namun cara yang dilakukannya berbeda, yakni dengan  berlutut di lapangan usai mencetak gol. Aksi seperti ini marak dilakukan sebagai bentuk protes atas kematian Floyd, Selain para demonstran, skuat Liverpool juga melakukan aksi yang sama di Stadion Anfield.

Meski demikian, DFB menilai aksi ini tidak melanggar aturan. Sebab tidak seperti pesan tertulis yang ditunjukkan Sancho cs, aksi ini menurut DFB mengandung interpretasi yang bisa berbeda-beda. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya