Fakta Meningitis, Penyakit yang Menyebabkan Meninggalnya Glenn Fredly

Tidak banyak yang tahu jika selama ini Glenn Fredly berjuang melawan penyakitnya yaitu meningitis.

oleh Ayu Puji Lestari diperbarui 09 Apr 2020, 18:41 WIB
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Jakarta - Musik Indonesia berduka. Penyanyi Glenn Fredly meninggal dunia di usia 44 tahun, Rabu (8/4/2020). Penyanyi asal Ambon ini meninggalkan istri yang juga penyanyi, Mutia Ayu dan seorang putri yang berusia 1,5 bulan.

Dia dikabarkan meninggal dunia lantaran meningitis. Tidak banyak yang tahu jika selama ini Glenn Fredly berjuang melawan penyakitnya yaitu meningitis.

dr. Frandy Susatia, SpS., spesialis saraf dari Siloam Hospitals, Kebon Jeruk,ketika dihubungi Fimela melalui pesan singkat mengatakan, meningitis dapat dicegah dengan vaksinasi, deteksi dini, dan perawatan pengobatan yang baik.

“Semakin lama terdeteksi, maka penyebaran akan terjadi lebih lanjut dan menyebab kan kerusakan jaringan sekitarnya," ujarnya.

Meningitis memang tidak dapat dianggap sepele. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dan memiliki risiko kematian yang tinggi. Penanganan yang salah dapat menyebabkan kematian.

 

2 dari 5 halaman

Tidak Dapat Diobati dengan Obat Tradisional

Ilustrasi jahe (iStockphoto)

Dalam keterangannya, dr. Frandy Susatia, SpS menjelaskan tidak ada obat-obatan tradisional yang terbukti secara ilmiah dapat mengobati meningitis dan infeksi otak.

Selain itu, jika pasien mendapatkan penanganan yang salah dapat menyebabkan komplikasi. Sebut saja, tuli permanen, kerusakan otak, kelumpuhan, gangguan bicara, gangguan kognitif atau kemampuan berpikir, syok, koma, sampai kematian.

dr. Frandy Susatia, SpS menjelaskan jika digolongkan berdasarkan penyebabnya, penyakit meningitis terdiri dari meningitis bakteri, meningitis virus, meningitis fungal atau jamur, dan meningitis parasit.

3 dari 5 halaman

Gejala Meningitis

Ilustraasi foto Liputan 6

Gejala meningitis pada orang dewasa meliputi demam tinggi di atas 38 derajat Celsius, sakit kepala hebat, mual, muntah, kaku kuduk atau kaku leher, penurunan kesadaran, penglihatan ganda, kejang, ruam kulit, mata silau jika terkena cahaya (fotofobia), dan gangguan perilaku. Anak kecil dan bayi memiliki gejala yang hampir sama seperti orang dewasa.

“Namun, biasanya kurang spesifik. Gejalanya, anak terlihat lebih rewel, kurang aktif, tidak mau makan, tidak mau bangun dari tempat tidur, dan kejang.” jelas dr. Frandy. Selain itu, yang perlu diwaspadai orang yang terkena meningitis biasanya mempunyai daya tahan tubuh yang rendah atau infeksi yang terlalu lama.

“Ada juga orang yang disebut asymptomatic carrier meningitis, di mana pasien merupakan pembawa sumber infeksi meningitis tetapi ia tidak terkena infeksi berat,” jelas Frandy.

4 dari 5 halaman

Meningitis dapat Menular

Gejala Meningitis pada Anak (Sumber: iStock)

Asymptomatic carrier meningitis yang dibahas sebelumnya membuktikan bahwa meningitis dapat ditularkan.

“Cara penularan melalui kontak langsung cairan tubuh seperti bersentuhan langsung dengan air liur, air seni, tinja, keringat, ingus, dahak, berciuman, atau melalui kontak tidak langsung seperti melalui udara seperti batuk dan bersin,” papar Frandy.

5 dari 5 halaman

3-7 Hari

Waktu rata-rata agar seseorang dapat terkena penyakit ini juga cukup singkat, yaitu 3 – 7 hari. Faktor yang memengaruhi penularan meningitis adalah daya tahan tubuh yang lemah, rusaknya limpa, faktor sosio ekonomi dan kepadatan penduduk, infeksi saluran napas, perokok aktif dan pasif.

Well, mencegah lebih baik daripada mengobati. 

Disadur dari Fimela.com (Ayu Puji Lestari)

#ChangeMaker

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya