Aksi Ricuh di Kongres PAN Berujung Kekerasan dan Perampasan Laptop

Menurut Zulhas, dari awal registrasi berjalan dengan lancar. Namun untuk wilayah Maluku bermasalah lantaran memang ada sengketa antar Ketua DPW.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 11 Feb 2020, 05:45 WIB
Suasana kericuhan antarpeserta Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Kericuhan yang terjadi di lokasi Kongres PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara pada Senin 10 Februari 2020 juga berujung pada tindak kekerasan. Termasuk juga adanya perampasan lima buah laptop sebagai sarana penyimpanan data peserta kongres.

Mewakili peserta dan panitia kongres, Ketua DPW PAN Kalimantan Timur Darlis Pattalongi menyampaikan keberatannya dalam jumpa pers.

"Sangat disayangkan, ada kontak fisik yang dilakukan oknum peserta. Ada penyitaan alat elektronik yang itu ganggu jalannya registrasi," tutur Darlis di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin.

Menurut Darlis, insiden seperti ini malah membuat perhelatan Kongres PAN terhambat dan merugikan partai. Sebagai sesama kader, tentunya sudah menjadi keharusan menjaga nama baik tempat yang menaunginya.

"Insiden semacam ini sama sekali bukanlah tradisi setiap perhelatan Kongres PAN. Dan kami tidak pernah berpikir bahwa insiden tersebut dilakukan oleh kubu kandidat salah satu ketua umum," tuturnya.

Meski begitu, dia yakin bahwa apa yang dilakukan para kader semata-mata merupakan bentuk kecintaan terhadap partai.

"Pada setiap perhelatan, pastilah di sana sini ada kealpaan panitia pelaksana, tapi di situlah derajat solidilaritas kader diperlihatkan. Semoga insiden semacam ini tidak lagi terjadi pada waktu-waktu berikutnya," kata Darlis menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Reaksi Zulhas

Ketua MPR Zulkifli Hasan atau Zulhas. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Calon Ketua Umum (Caketum) PAN Zulkifli Hasan menyesalkan terjadinya keributan pada Senin siang di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Selatan yang merupakan areal Kongres PAN. Apalagi sampai pengambilan paksa sejumlah alat elektronik berupa komputer untuk pendataan peserta kongres.

"Nanti diselesaikan oleh steering committee, ngamuk-ngamuk yang dipimpin oleh saudara Asri Anas, kemudian komputernya lima, itu diambil. Teman-teman OC (Organizing Comitte) kan nggak bisa kerja, karena komputernya di situ," tutur pria yang akrab disapa Zulhas di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Menurut Zulhas, dari awal registrasi berjalan dengan lancar. Namun untuk wilayah Maluku bermasalah lantaran memang ada sengketa antar Ketua DPW.

"Tadi teman-teman registrasi sudah berjalan lancar ya, NTT lancar, Jawa Timur lancar, memang Maluku dan Maluku Utara itu ada masalah karena ada Plt-Plt nya. Oleh karena itu akan diselesaikan oleh steering committee. Jadi memang nggak bisa diberi karena ada masalah," jelas dia.

Pada akhirnya, panitia menjadi kesulitan mendata dan mencoba melakukan registrasi peserta secara manual.

"Jadi yang salah siapa? Ya yang merebut itu. Jelas sekali itu. Memang Maluku Utara sekali lagi ada sengketa yang nanti akan diselesaikan oleh SC," kata Zulhas.

Asri Anas merupakan Koordinator tim konsolidasi lapangan pemenangan Mulfachri Harahap. Saat kericuhan terjadi, massa sempat meneriakkan nama Calon Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap usai diredam oleh pihak kepolisian.

"Mulfachri menang," teriak sejumlah massa bergantian.

Massa aksi juga merusak sebuah banner Kongres PAN sebagai bentuk protes. Hal itu didasari oleh batas waktu pendaftaran peserta Kongres PAN yang telah habis.

"Kita boikot kongres kalau tidak hentikan pendaftaran," teriak seorang peserta kongres PAN.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya