Soal Penjarahan Toko di Palu, Jokowi: Jangan Permasalahkan Hal Tak Mendasar

Jokowi menjelaskan, saat meninjau hanya melihat masyarakat saling membantu untuk memberikan bantuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2018, 11:50 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,dan Keamanan Wiranto meninjau lokasi reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). (Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat agar tidak mempermasalahkan terkait kabar sejumlah warga korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah yang menjarah makanan. Dia menjelaskan saat meninjau pada Minggu (30/9/2018) kondisi toko tutup dan tidak melihat terdapat fenomena tersebut.

"Saya tidak melihat di lapangan seperti itu karena toko-toko tutup. Atau mungkin hanya satu, dua peristiwa," kata Jokowi memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).

Jokowi menjelaskan saat meninjau hanya melihat masyarakat saling membantu untuk memberikan bantuan. "Dalam keadaan darurat seperti ini, jangan mempersalahkan hal-hal yang kecil yang sebetulya tidak menjadi masalah dasar," kata Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, kabar ada warga korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah menjarah, sepengetahuannya tidak benar.

"Bandara kondisi runtuh, tidak ada yang tunggu, listrik mati, halaman bandara buat pengungsi. Ada toko di bandara gang rusak akibat gempa. Makanan, minuman berhamburan, kemudian diambil masyarakat. Jadi bukan penjarahan. Saya melihat kejadian itu. Halaman bandara depan kosong, tidak ada yang jaga. Demikian yang saya tahu," ucap Tjahjo saat dikonfirmasi, Minggu (30/9/2018).

Diberitakan bahwa ada penjarahan di sekitar bandara pascagempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pun angkat bicara menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Tjahjo saat ini ada di Palu dan saat kejadian, sedang ada di sekitar bandara.

Menurut Tjahjo, kondisi bandara memang berantakan. Ada beberapa bangunan yang merupakan fasilitas bandara runtuh karena gempa. Saat ini, listrik juga mati. Bandara juga tidak ada yang tunggu. Tidak hanya itu, halaman bandara juga difungsikan untuk menampung pengungsi.

2 dari 2 halaman

Meninjau Lokasi

"Ya, memang ada toko di bandara yang rusak akibat gempa makanan minuman berhamburan kemudian itu diambil masyarakat jadi bukan penjarahan," kata Tjahjo.

Tjahjo, yang saat itu tengah ada di bandara, melihat langsung kejadian itu. Ia mengakui, di halaman bandara memang penjagaan masih minim. " Itu yang saya tahu. Tidak begitu beritanya" katanya.

Tjahjo menceritakan, saat ia meninjau kondisi masyarakat korban bencana yang sedang dirawat di rumah sakit. Saat ini bantuan yang diperlukan segera adalah makanan dan minuman. Sebab semua toko tutup. Banyak yang rusak dan runtuh. Tidak hanya itu, aliran listrik juga mati. Kata Tjahjo, sempat digelar rapat dengan pihak Pemda setempat. Ia telah menginstruksikan beberapa hal pada Pemda.

"Dalam rapat saya minta Pemda fasilitasi untuk membeli minuman dan  makanan di toko yang jual. Dan prioritas  berikan dulu ke pengungsi dan yang di rawat dirumah sakit, cari yang punya toko dibeli dulu dan sy minta pengawalan Satpol-PP dan Polri kemudian bagikan makanan tersebut," ujar Tjahjo.

Saat ini darurat listrik kata Tjahjo. Dan  bantuan baru masuk malam nanti dari daerah tetangga. "Kondisi memang darurat, makanan dan bantuan minuman belum masuk. Toko tutup, ya bantu masyarakat yang perlu makan minum," katanya.

Tjahjo juga mengaku telah meminta langsung ke Gubernur Sulteng untuk membeli minuman dari toko yang tutup. Ia juga ikut gotong-royong menyumbang dana untuk membeli makanan dan minuman.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya