Selamat Tinggal THR Sriwedari, Panggung Rakyat nan Ikonis di Solo

THR Sriwedari akan tutup pada 5 Desember 2017, setelah beroperasi selama 32 tahun.

oleh Fajar Abrori diperbarui 13 Okt 2017, 08:31 WIB
Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari yang terletak di pusat kota Solo akan berhenti beroperasi pada 4 Desember 2017.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Taman Hiburan Rakyat atau THR Sriwedari bakal tutup selamanya terhitung pada 4 Desember mendatang. Tutupnya tempat hiburan tersebut lantaran pengelola belum mendapatkan lokasi baru pengganti Sriwedari. Sebab, tahun depan, kawasan itu akan ditata Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah.

THR Sriwedari adalah taman hiburan rakyat yang ikonis di daerah asal Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Berdiri 32 tahun lalu, taman hiburan ini sangat populer di era tahun 80 hingga 90-an. Tak hanya menyediakan wahana permainan, THR Sriwedari kerap menjadi tempat konser grup musik.

Setiap malam, genre musiknya berbeda-beda. Mulai dari slow rock, dangdut, hingga musik Koes Plus ada dalam daftar hiburan musik di panggung ini. Tak hanya musikus dan band lokal, tapi juga para artis Ibu Kota. Seperti Ahmad Albar, Power Metal, Koes Plus, Inul Daratista, hingga Via Vallen pernah manggung di tempat hiburan tersebut.

Penyanyi dangdut Via Vallen menjadi salah satu penyanyi yang dibesarkan dari panggung THR Sriwedari Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Nasib THR Sriwedari mulai gonjang-ganjing sejak akhir tahun lalu. Hal itu berawal saat Pemkot Solo memutuskan tidak memperpanjang kontrak THR Sriwedari pada akhir tahun lalu. Keputusan itu menyebabkan munculnya pilihan lokasi alternatif sebagai penggati Sriwedari seperti di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Seiring dengan berjalannya waktu, niat memindahkan lokasi tersebut batal.

"THR rencana akan pindah ke TSTJ, tapi rencana itu dibatalkan karena manajemen merasa keberatan dengan ketentuan yang ditetapkan Pemkot Solo," ucap pemimpin manajemen THR Sriwedari, Sinyo Sujari, di Solo, Kamis, 12 Oktober 2017.

Ketentuan yang dianggap memberatkan pihak pengelola, di antaranya soal ketentuan masa kontrak selama empat tahun serta tidak ada jaminan perpanjangan kontrak setelah masa kontrak berakhir. Selain itu, masa ketetapan pajak hiburan tiket masuk sebesar 25 persen dan tiket permainan sebesar 35 persen.

Tak hanya itu, nilai sewa lahan yang dipatok mencapai Rp 1.000 per meter persegi setiap hari. Padahal, lahan yang rencananya akan disewa THR luasnya mencapai 2 hektare.

"Biaya-biaya seperti pajak dan sewa sangat berat. Lokasi di sana juga termasuk daerah pinggiran jadi kami belum tahu nantinya dalam waktu 2-3 tahun itu sudah ramai atau belum," ujar dia.

Rocker gaek Ahmad Albar pernah pentas di panggung THR Sriwedari.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Dengan alasan itu, Sinyo menegaskan pengelola THR Sriwedari membatalkan rencana pindah ke lokasi baru di TSTJ seperti yang ditawarkan pihak Pemkot Solo. Dengan demikian, THR Sriwedari akan tutup beroperasi pada 4 Desember 2017.

Rencana awal tempat hiburan itu tutup pada 30 November 2017, tapi adanya kegiatan anak-anak pada 2 Desember 2017 menyebabkan rencana penutupan diundur.

"Kita mulai tutup 4 Desember nanti setelah sempat beroperasi selama 32 tahun. Kami sebenarnya merasa berat dengan keputusan ini," akunya.

Rencana penutupan THR Sriwedari itu juga terlihat dari aktivitas sejumlah pekerja, beberapa pekan lalu. Saat itu, mereka mulai membongkar sejumlah wahana permainan. Selanjutnya, para pekerja mengangkutnya ke atas bak truk yang parkir di sebelah barat tempat hiburan yang merakyat itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya