Sukses

VIDEO: Nestapa Petani Kendeng Menolak Pabrik Semen

Sebanyak 20 petani Kendeng kembali menggelar aksi cor kaki di depan Istana Negara.

Liputan6.com, Jakarta - Polemik keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, masih terus berlanjut. Para petani masih memprotes hal ini dengan aksi cor kaki di depan Istana Negara.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (25/3/2017), kawasan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang sudah siap 100 persen beroperasi dan berproduksi. Pabrik ini berada di kawasan area tambang seluas 519 hektare.

Sedangkan luas lahan yang digunakan untuk pabrik ini sebesar 57 hektare. Tambang bahan baku semen di Rembang ini diperkirakan bisa mencapai 130 tahun.

Rencananya, pabrik PT Semen Indonesia akan diresmikan pada April 2017 mendatang. Namun, keputusan beroperasi atau tidaknya tergantung hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pegunungan Kendeng yang diketahui beberapa pekan ke depan.

Penundaan ini setelah petani pegunungan Kendang masih terus berunjuk rasa menolak kehadiran pabrik PT Semen Indonesia. Sebanyak 20 petani Kendeng kembali menggelar aksi cor kaki di depan Istana Negara.

Sementara itu, simpati dengan perjuangan petani Kendeng, ratusan mahasiswa se-Solo Raya menggelar unjuk rasa di Bundaran Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Mahasiswa membakar boneka sawah dan memblokade jalan Solo menuju Semarang.

Sedangkan di Lumajang, Jawa Timur, puluhan aktivis lingkungan juga menggelar solidaritas bagi perjuangan warga Kendeng. Para aktivis menggelar teatrikal mengecor kaki, berorasi, dan membagi-bagikan selebaran kepada para pengguna jalan.

Keputusan pemerintah pusat menunda operasi PT Semen Indonesia menyusul protes petani Kendeng dengan cor kaki di depan Istana Negara. Selain itu terdengar pula penolakan di sejumlah daerah serta meninggalnya salah seorang peserta aksi cor kaki, Patmi.

Saksikan nestapa para petani Kendeng menolak keberadaan pabrik semen di wilayahnya berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.