Sukses

Ahok Akan Angkut Sampah DKI ke Bantar Gebang Siang Hari

Gara-gara Pemprov DKI kisruh dengan pengelola sampah Bantar Gebang, sampah Ibu Kota terlihat masih menumpuk di sejumlah wilayah.

Liputan6.com, Jakarta - Sampah terlihat masih menumpuk di sejumlah wilayah di Ibu Kota. Untuk mengatasi penumpukan ini, Gubernur DKI Jakarta akan melanggar larangan membuang sampah ke Bantar Gebang di siang hari.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (6/11/2015), beginilah tumpukan sampah di Jalan Jembatan Besi, Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Di lokasi penampungan sementara ini, sampah menggunung dan berceceran nyaris menutup separuh jalan. Sampah yang mayoritas terdiri dari sampah rumah tangga ini, menurut warga, sudah teronggok dan tidak diangkat petugas kebersihan selama 4 hari.

Kondisi seperti ini jelas sangat dikeluhkan warga. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, tumpukan sampah tersebut juga dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit.

Pemprov DKI memang tidak bisa mengangkut sampah secara optimal. Sebab, setelah adanya pembatasan jam buang sampah ke Bantar Gebang, sampah hanya bisa diangkut satu kali di malam hari.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan, pembatasan tersebut tidak ada dasar hukumnya. Karena itu, Ahok menolak dan akan melanggar larangan membuang sampah di siang hari. Jika ada oknum Ormas yang melarang truk sampah masuk ke Bantar Gebang, akan dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Sebenarnya, DKI Jakarta bisa mengurangi sampah yang dibuang ke Bantar Gebang dengan sistem pembuangan sampah terpadu, dari tingkat RT hingga kecamatan. Dengan prinsip 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle, dapat mengurangi volume sampah yang terbuang.

Selama ini mereka yang memanfaatkan sampah untuk diolah kembali adalah para pemulung. Sepeti yang terlihat di tempat pembuangan sampah sementara Rawabadak Itara, Koja, Jakarta Utara.

Dengan bermodal keranjang dan pengait, mereka memilah sampah yang bisa diolah kembali. Barang bekas seperti kardus, kaleng, botol plastik, kemasan produk susu, hingga sepatu bekas dimasukan ke dalam keranjang. Setelah dipilah barang bekas ini kemudian dijual kepada pengepul.

Apa yang dilakukan para pemulung menunjukkan bahwa, sampah sebenarnya bisa diolah bahkan mendatangkan penghasilan jika dikelola dengan tepat. (Nda/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini