Sukses

Situasi Pasca Penyergapan Tim Densus 88

Tim Densus 88 meringkus 5 terduga teroris kelompok Santoso dari dua lokasi berbeda di kota Dompu dan kota Bima, Nusa Tenggara Barat.

Indosiar.com, Dompu (Senin : 22/09/2014) Tim Densus 88 meringkus 5 terduga teroris kelompok Santoso dari dua lokasi berbeda di kota Dompu dan kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Satu diantara pelaku bernama Nurdin ditembak mati karena melawan. Nurdin merupakan adik pengajar Pondok Pesantren Umar Bin Khatab yang tewas dalam ledakan di pondok pesantren tiga tahun lalu.

Inilah situasi, sesaat setelah tim Densus 88, Sabtu petang waktu Dompu, melakukan penyergapan, terhadap lima orang yang mereka duga anggota komplotan teroris, di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dalam penyergapan ini, Nurdin, salah seorang dari lima orang yang menjadi target tim Densus, tewas tertembak, sedang empat lainnya tertangkap di lokasi berbeda, masing-masing berinisial GN dan istrinya CL, lalu JW dan SH. Sejumlah barang bukti diamankan, diantaranya sepucuk senjata api dan bendera ISIS. Kelimanya, termasuk jenazah Nurdin, kemudian diterbangkan ke Jakarta, untuk kepentingan pemeriksaan.

Pasca penyergapan, suasana di Dusun Kala, Kecamatan Dompu, tempat tinggal keluarga Nurdin, suasana masih tegang. Sejumlah kerabat dan tetangga berdatangan. Keluarga Nurdin memprotes tindakan tim Densus, karena menurut mereka, saat disergap Sabtu sore, Nurdin sedang melaksanakan shalat Ashar.

Sumber lain menyebut, Nurdin ditembak karena berusaha melawan saat akan ditangkap. Terlepas dari itu, kini keluarga minta jenazah Nurdin dikembalikan, untuk dimakamkan.

Nurdin, tak lain adalah adik kandung Ustad Firdaus, pengajar di Pondok Umar Bin Khatab, Kabupaten Bima, NTB, yang tahun tiga tahun lalu tewas akibat terkena ledakan, di pondok pesantren tersebut. Peristiwa ledakan itu, tak lama setelah kasus tewasnya seorang anggota Polsek Bolo, karena ditusuk seseorang, yang menurut polisi alumni pondok pesantren Umar Bin Khatab. (Yudha Hendrawan/Sup)