Sukses

Hacker Rusia Bidik Jaringan Listrik dan Transportasi Udara di AS

Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengungkap laporan yang menyebutkan hacker Rusia aktif menyerang berbagai infrastruktur penting di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, United States Computer Emergencu Readiness Team (US-CERT) merilis laporan mengejutkan perihal usaha peretasan infrastruktur penting di Amerika Serikat (AS).

Dalam laporan itu, hacker Rusia ternyata sudah bertahun-tahun melakukan peretasan ke beberapa infrastruktur penting di AS. Adapun jaringan listrik, pabrik pengolahan air, dan fasilitas transportasi udara yang menjadi target utama aksi itu.

Dilansir Bloomberg News, Jumat (16/3/2018), kelompok hacker ini telah menyusup ke lebih dari lusinan pembangkit listrik di tujuh negara bagian, dan meluas ke beberapa negara bagian lainnya pada Juli 2017.

Tertulis di dalam laporan, "Sejak Maret 2016, penjahat siber asal Rusia telah menargetkan sejumlah infrastruktur penting di AS, termasuk sektor energi, nuklir, fasilitas komersial, air, penerbangan, dan sektor manufaktur."

Hal tersebut didasarkan analisis dari Department of Homeland Security (DHS) dan Federal Bureau of Investigation (FBI).

Laporan juga merinci metode apa saja yang digunakan oleh peretas untuk menyusup ke dalam sistem komputer di seluruh negeri.

Sebelum masuk ke dalam jaringan target mereka, peretas asal Rusia akan meretas dan menyembunyikan malware di dalam sistem rekanan pihak ketiga.

Usai masuk ke dalam sistem, hacker bisa mengakses workstation target yang berisikan data-data output dari sistem kontrol di dalam fasilitas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Himbau Cara Menghindari Aksi Peretasan

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Tak hanya mengungkap laporan tentang aksi peretasan oleh pihak Rusia, US-CERT juga merilis beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari aksi peretasan itu terjadi kembali di masa mendatang.

Disebutkan, perusahaan diminta untuk melatih pekerjanya tentang bagaimana caranya menggunakan email dengan lebih baik dan benar.

Mereka juga merekomndasikan agar menggunakan autentikasi dua faktor bagi karyawan dan menetapkan peraturan penggunaan password atau kata sandi kompleks.

(Ysl/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.