Sukses

Nokia: Peluncuran 5G Terjadi Lebih Cepat

CEO Nokia, Rajev Suri, mengatakan para operator telekomunikasi besar mempercepat persiapan agar bisa mengadopsi jaringan 5G setahun lebih cepat.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Nokia Rajeev Suri mengatakan para operator telekomunikasi besar menggenjot persiapan agar bisa mengadopsi jaringan 5G setahun lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Peluncuran layanan komersil 5G diperkirakan akan dimulai pada tahun ini.

Suri memperkirakan persiapan besar-besaran di Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Tiongkok akan terjadi lebih cepat daripada prediksi industri setahun lalu. Di sisi lain, kata Suri, Eropa saat ini kekurangan faktor pendorong untuk peluncuran 5G skala besar.

Nokia sendiri belum lama ini mengatakan telah memiliki kesepakatan kerja sama dengan Chine Mobile terkait mengembangkan jaringan 5G baru untuk keperluan industri di Tiongkok. China Mobile merupakan operator mobile terbesar dunia asal Tiongkok.

Nokia juga mengisyaratkan akan mengumumkan sejumlah bentuk kerja sama dengan Vodafone, tapi menolak untuk memberikan informasi rinci. Vodafone adalah operator seluler asal Inggris, yang memiliki saham mayoritas di sejumlah operator dunia.

Satu tahun lalu, para operator mengatakan peluncuran 5G baru bisa maksimal pada akhir 2019. Banyak perusahaan telekomunikasi, kata Suri, mempertanyakan kemungkinan adanya justifikasi bisnis untuk melakukan upgrade ke 5G.

"Ini telah dipercepat hampir satu tahun, yang berarti merupakan berita baik untuk sektor ini. Setelahnya akan ada gelombang investasi yang masuk. Aktivitas AS dan Tiongkok (soal 5G) akan 'mengkerdilkan' Eropa, tapi menurut saya akan ada beberapa peluncuran 5G (di Eropa) pada 2019," jelas Suri.

Industri peralatan jaringan mobile yang didominasi Huawei, Nokia dan Ericsson, sedang menghadapi bagian terberat dalam beberapa tahun belakangan lantaran permintaan untuk keperluan 4G telah menurun.

Kehadiran 5G tentunya akan menjadi peluang baik bagi pertumbuhan bisnis mereka. Suri yakin upaya operator mempercepat adopsi 5G akan berdampak baik pada pertumbuhan bisnis Nokia pada tahun ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jaringan 5G Siap Meluncur Tahun Ini

Beberapa waktu belakangan, laporan tentang peluncuran 5G semakin banyak bermunculan. Sebelumnya, operator asal AS, AT&T dilaporkan berencana meluncurkan 5G untuk kebutuhan mobile pada akhir 2018. Jaringan mobile generasi ke lima itu juga akan tersedia untuk pelanggan AT&T di 12 kota AS.

AT&T belum mengungkapkan daftar kota yang akan mengadopsi internet berkecepatan tinggi tersebut, lantaran diduga masih masih menunggu standar spesifikasi industri yang baru.

AT&T bukan satu-satunya operator AS yang bersiap menyambut 5G. Operator lain, seperti Sprint disebut telah berkomitmen untuk menggelar 5G pada 2019, sedangkan T-Mobile pada 2020.

Verizon yang sudah melakukan uji coba 5G beberapa waktu lalu. Terlepas dari operator pertama yang merilisnya secara komersial, kehadiran 5G untuk konsumen umum hampir dapat dipastikan meluncur dalam waktu dekat ini.

3 dari 3 halaman

Sambut Teknologi 5G, Indonesia Butuh Banyak Tenaga Ahli

Tak lama lagi, teknologi 5G diperkirakan akan mulai meluncur secara global. Namun, peluncuran 5G kemungkinan besar akan berbeda di tiap negara, termasuk Indonesia.

Senior Vice President Government Affairs Qualcomm, Susie Armstrong, menyarankan Indonesia mulai bersiap menyongsong kehadiran teknologi anyar ini. Terlebih, 5G akan menjadi salah satu faktor pendukung penerapan Internet of Things (IoT).

Salah satu persiapan yang perlu dilakukan Indonesia adalah para tenaga ahli. Menurut Armstrong, Indonesia masih membutuhkan banyak insinyur untuk mengembangkan teknologi 5G.

"Namun masalah ini sebenarnya tak hanya dihadapi Indonesia. Negara Amerika Serikat sekali pun sebenarnya mengalami hal yang sama," ujarnya.

Minimnya insinyur tersebut, kata Susie, tak lepas dari para pelajar yang lebih memilih jurusan lain ketimbang teknik. Paradigma pelajar teknik yang disebut dipenuhi oleh orang-orang aneh (nerd) dan absennya role model insinyur di publik, dinilai sebagai sejumlah faktor penyebabnya.

"Tidak adanya role model insinyur yang ada di televisi membuat keadaan ini kian parah. Lebih banyak anak-anak tertarik pada profesi yang dapat mereka lihat langsung, seperti pebisnis, dokter, atau pemadam kebakaran," tuturnya.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.