Sukses

Dituding Rasis, Bos Studio Gim Ini Berperilaku Tak Pantas

Dua pimpinan studio gim Quantic Dream dituding berperilaku tak pantas, seperti memberikan lelucon rasis dan seksisme kepada para karyawan.

Liputan6.com, Jakarta - Dua pimpinan studio gim Quantic Dream, David Cage dan Guillaume de Fondaumiere, dituding berperilaku tidak pantas, seperti membuat karyawan bekerja berlebihan, bersekongkol atau menutup mata terhadap "budaya anak sekolah", hingga lelucon seksisme dan rasis. Tudingan tersebut telah menjadi bahan pembicaraan di media-media Prancis.

Dilansir Business Insider, Rabu (17/1/2018), Quantic Dream disebut memiliki budaya studio yang tidak sehat. Tiga media Prancis, Le Monde, Canard PC dan Mediapart, mempublikasikan sejumlah gambar Photoshop termasuk beberapa diantaranya dilaporkan ditempel di dinding-dinding studio Quantic Dream. Gambar-gambar tersebut dinilai tidak pantas dan seksual.

"Gambar-gambar yang paling mengejutkan menampilkan kolaborator Quantic Dream dalam posisi seksual, dihiasi ejekan homopobia atau seksisme, atau bahkan terlihat seperti Nazi," demikian laporan yang tertulis di Le Mode seperti diterjemahkan oleh Eurogamer.

Dalam laporan itu juga disebutkan ada sebuah koleksi berisi 600 gambar semacam itu yang beredar di email internal perusahaan, dengan Cage dan de Foundaumiere termasuk sebagai penerima pesan. Cage sendiri digambarkan sebagai orang yang sulit diajak bekerjasama. Ia dalam hal negatif disebut sebagai "Papa", "Sun King" dan "God" di dalam lingkungan internal.

Cage juga dituduh kurang memperhatikan para pekerja perempuan. Sebanyak 83 persen orang yang bekerja di Quantic Dream dilaporkan adalah laki-laki. Ia dilaporkan membuat komentar yang tidak pantas tentang aktris perempuan yang bekerja denganya untuk gim-gim Quantic Dream. Selain itu, ada juga tuduhan terkait tuntutan untuk bekerja dalam waktu lama dan tidak mendengarkan pendapat orang lain.

"David Cage memiliki sudut pandang khusus tentang bagaimana ia menjalankan studionya, dalam artian ia melihatnya sebagai sesuatu yang pribadi atau semi pribadi. Ia merasa memiliki hak untuk mengatakan apa pun yang diinginkannya, itu adalah miliknya," ujar seorang mantan karyawan Quantic Dream.

Cage dan de Foundaumiere juga dituduh kerap membuat lelucon homopobia dan rasis. Cage merupakan pendiri sekaligus CEO, sedangkan de Foundaumiere adalah COO Quantic Dream. Perusahaan ini fokus mengembangkan gim terutama untuk Sony PlayStation.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cage dan de Foundaumiere Membantah

Cage membantah semua tuduhan tersebut. Menurutnya, ia tidak akan bekerjasama dengan seseorang yang memperjuangkan hak-hak LGBT jika memang benar membuat lelucon homopobia.

"Kalian ingin berbicara tentang homopobia? Saya bekerjasama dengan Ellen Page, yang berjuang untuk hak-hak LGBT. Kalian ingin membicarakan soal rasis? Saya bekerjasama dengan Jesse Williams, yang berjuang untuk hak-hak sipil di Amerika Serikat. Nilai saya dari pekerjaan saya," ungkap Cage.

de Foundaumiere, yang dituduh mengambil keuntungan dari para karyawannya juga menyangkal semua tuduhan. "Saya akan menegaskannya: Ini benar-benar salah. Tidak ada satu pun kejadian ini terjadi," jelasnya.

Keduanya juga memberikan pernyataan resmi atas nama perusahaan. "Tindakan dan praktik tidak pantas tidak ada tempat di Quantic Dream. Sangat penting bagi kami untuk menjaga lingkungan agar tetap aman," demikian pernyataan Quantic Dream.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.