Sukses

Pertama Kali, Astronom Temukan Mikroba Alien di Luar Angkasa

Mikroba tersebut tengah dipelajari astronot ISS dan akan dikirim datanya ke Bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS, International Space Station) untuk pertama kalinya menemukan mikroba asing di luar angkasa.

Anehnya, mikroba ini ditemukan di koridor dalam wahana ISS. Karena teridentifikasi asing dan bukan berasal dari Bumi, mereka pun menyebutnya dengan julukan mikroba 'alien'.

Berbeda dengan mikroba lain yang ditemukan sebelumnya, mikroba yang satu ini justru tidak dikirim ke Bumi. Para astronot sepakat untuk meneliti karakteristik mikroba tersebut langsung dari ISS.

Dalam tahap identifikasi, mereka juga melakukan isolasi inti sel mikroba dan memperbanyak sampel DNA untuk bisa diketahui asal usulnya.

Menurut informasi yang dilansir NDTV, Jumat (5/1/2018), astronot pimpinan proyek identifikasi mikroba ini adalah astronot NASA, Peggy Whitson. Ia merupakan ahli mikrobiologi dari Badan Antariksa Amerika Serikat. Dalam pekerjaannya, Whitson turut dibantu asisten peneliti Sarah Wallace.

Dijelaskan Wallace, tahap pengambilan sampel hingga identifikasi mikroba tidak semudah yang dibayangkan.

Saat mengumpulkan sampel, mereka juga harus melakukan tahap amplifikasi oleh Reaksi Rantai Polimerase (PCR), barulah sampel diurutkan dan berlanjut ke tahap identifikasi dari mikroba itu sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pindahkan Sel Koloni Bakteri

Pengambilan sampel bakteri sendiri dilakukan dengan membuka cawan khusus. Setelah disimpan di cawan tersebut, bakteri akan tumbuh dan peneliti akan memindahkan sel-sel koloni bakteri yang sudah tumbuh ke tabung uji.

"Kita memang belum memindahkan sel koloni karena ini bukan proses yang mudah," ujar Wallace.

Saat sel koloni terkumpul, barulah proses isolasi DNA dimulai dan siap untuk diurutkan. Tahap ini diklaim bisa membantu identifikasi organisme asing yang sebelumnya belum pernah diketahui.

Nanti, data yang akan disimpulkan dari ISS akan dikirim ke Bumi--tepatnya di Houston--untuk dianalisis dan dipelajari kembali. Sayang, jenis bakteri apa yang diidentifikasi belum diungkap oleh para astronot ISS.

3 dari 4 halaman

Bakteri Luar Angkasa Berbahaya

Pada kenyataannya, baik mikroba dan bakteri yang ada di luar angkasa ternyata diklaim berbahaya bagi umat manusia.

Menurut pernyataan para lmuwan University of Edinburgh School of Physics and Astronomy, bakteri luar angkasa berbahaya bagi umat manusia.

Bakteri luar angkasa ini bisa berasal dari material antariksa yang diambil astronot, di antaranya seperti bebatuan dan es yang diambil dari Mars atau Europa--bulan milik Jupiter.

Karena material tersebut tidak disterilkan, maka bakteri akan terus hidup dan berkembang biak.

Lantas, mengapa bakteri bisa hidup di luar angkasa? Dari mana asal bakteri-bakteri ini sebenarnya? Menurut informasi yang dimuat di laman Mirror, bakteri tumbuh dari debu antariksa yang bisa melesat dalam kecepatan 70 kilometer per detik.

4 dari 4 halaman

Membentuk Senyawa Mikroba

"Partikel yang ada di debu tersebut membentuk senyawa mikroba berupa bakteri yang bisa lepas karena debu antariksa yang melesat begitu cepat," ujar Arjun Berera, ilmuwan University of Edinburgh School of Physics and Astronomy.

Dr. John Rummel, ilmuwan senior dari Seti Institute di Mountain View, California mengatakan selain bakteri ada pula mikroorganisme atau mikroba yang juga dapat membawa penyakit bagi manusia.

Karena itu, sebagai langkah antisipasi, Badan Antariksa harus menyiapkan metode sterilisasi objek luar angkasa yang dibawa serta melakukan metode sama untuk membersihkan wahana luar angkasa dan kostum para astronot.

"Jika mereka (astronot) membawa sampel dari Europa atau Mars, kami akan sterilkan lebih dulu. Kami akan simpan dan melakukan uji coba sampai akhirnya material tersebut aman dan bebas dari bakteri serta mikroba," kata Dr. Rummel.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.