Sukses

Unik, Tim eSports Counter Strike Ini Beranggotakan Lansia

Meski lansia, anggota Silver Snipers mengaku masih bersemangat mengikuti turnamen eSports kelas dunia.

Liputan6.com, Stockholm - Ada yang bilang, usia bukan jadi batasan untuk melakukan sesuatu, tak terkecuali bermain gim. Ya, biasanya gamer yang ada di zaman sekarang itu rentang usianya masih terbilang muda. Apalagi untuk gamer online yang suka ikut turnamen eSports. Paling tua pun, usianya mentok di 40 tahunan.

Nah, asumsi itu ditepis oleh tim eSports yang menamakan diri mereka, sebagai Silver Snipers. Melihat anggotanya, pasti kamu akan kaget dan terkesima. Ya, tim eSports profesional asal Swedia ini ternyata beranggotakan gamer lansia (lanjut usia).

Anggota 'termuda' saja usianya 62 tahun, sedangkan anggota tertua usianya 81 tahun. Tim ini spesialisasinya adalah bermain gim Counter Strike.

Dilansir The Verge, Senin (25/12/2017), Silver Snipers punya lima anggota. Mereka adalah Abbe "BirDie" Drakborg (75 tahun), Wanja "Knitting Knight" Godange (65 tahun), Monica "Teen Slayer" Idenfors (62 tahun), Bertil "Berra-Bang" Englund (81 tahun), dan sang pemimpin Oivind "Windy" Toverud (75 tahun).

Meski lansia, Silver Snipers terbilang tim eSports yang cukup andal dalam mengikuti turnamen tingkat dunia. Baru-baru ini, mereka mengikuti turnamen Dream Hack Winter 2017 yang dihelat di Jönköping, Swedia awal Desember lalu.

Demi bisa memenangkan turnamen bergengsi ini, Silver Snipers yang juga didukung Lenovo tersebut telah membayar pelatih eSports kenamaan Tommy Ingemarsson.

Tommy yang dikenal dengan julukan "Potti" ini memang juga merupakan gamer profesional. Ia berhasil membawa Swedia menjadi pemenang dalam turnamen Counter Strike tingkat dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Belum Memenangkan Turnamen

Walau telah berlatih rutin, sayangnya Silver Snipers belum memenangkan turnamen. Setidaknya, partisipasi tim eSports ini telah menyita perhatian publik.

Tommy juga mengaku perkembangan anggota Silver Snipers selama latihan patut diacungi jempol. Ia tak menyangka para anggota lansia ini begitu tertarik main Counter Strike dan kemampuannya tak bisa dipandang sebelah mata.

"Rasa percaya diri mereka begitu besar, saya pikir cara mereka menikmati Counter Strike bisa menjadi terapi untuk menghindari pikun dan kecemasan di usia tua," kata Tommy.

Dengan demikian, kehadiran Silver Snipers mematahkan stigma turnamen eSports itu selalu diikuti oleh yang muda-muda saja. Buktinya, Silver Snipers bisa ikut sampai ke turnamen kelas dunia.

"Ini bisa jadi bukti eSports itu adalah 'olahraga' yang tak pandang usia," tandas Tommy.

3 dari 3 halaman

Ingin Lebih Dekat dengan Cucu

Beberapa anggota Siver Snipers mengaku, alasan mereka ingin bermain Counter Strike karena ingin lebih dekat dengan sang cucu. Bertil misalnya, ia ingin bisa lebih 'nyambung' dengan sang cucu lewat Counter Strike.

Beda lagi dengan Wanja, ia mengaku ingin bermain Counter Strike karena ingin mengontrol emosi dan melatih konsentrasi di usia tuanya.

"Kami benar-benar menikmati setiap proses. Kami sering kok melawan tim yang sebagian besar terdiri dari remaja, dan menariknya kami selalu menang," kata Wanja.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.