Sukses

Pertama di Dunia, Ini Pil Digital yang Dilengkapi Sensor Pelacak

Terkoneksi ke plester khusus yang menempel di kulit pasien, pil ini akan mengirim data ke aplikasi di smartphone.

Liputan6.com, Jakarta - Food and Drug Administration (FDA) baru saja menyetujui izin produksi pil digital pertama di dunia. Canggihnya, pil ini dilengkapi dengan sensor pelacak untuk memastikan pasien benar-benar meminumnya.

Bernama Abilify MyCite, pil dilengkapi dengan sensor yang akan terkoneksi ke plester khusus yang dikenakan di kulit pasien. Plester akan mengirim data obat ke aplikasi smartphone yang bisa diunggah secara langsung ke database untuk dokter dan sejumlah pihak terkait lainnya.

Menurut informasi yang dilansir The Verge, Jumat (17/11/2017), Abilify adalah pil yang bisa mengobati penyakit skizofrenia, bipolar dan gangguan depresi. Adapun sensornya memiliki ukuran kecil seperti butiran pasir yang terbuat dari silikon, tembaga, dan magnesium. Sinyal akan aktif saat sensor menyentuh asam lambung dan melewati tubuh.

Setelah ditelan, plester yang ditempel di bagian tulang rusuk kiri pasien akan menerima sinyal dalam waktu beberapa menit. Patch, selanjutnya akan mengirimkan data ke aplikasi khusus yang terinstal di smartphone.

Data bisa berupa seperti kapan pil dimakan, dosis yang diperlukan dan masih banyak lagi. Tak cuma itu, plester khusus ini juga akan mencatat pola tidur, jumlah langkah, serta detak jantung penggunanya. Plester harus diganti satu kali selama seminggu.

Abilify sendiri diproduksi dengan bantuan perusahaan farmasi asal Jepang, Otsuka dan layanan obat digital Proteus Digital Health. Mereka mengklaim, pil menjadi salah satu solusi bagi pasien yang tidak meminum obat dengan cara yang benar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memicu Kontroversi

Meski canggih dan inovatif, pil tersebut hadir dengan kontroversi. Menurut para ahli, privasi pasien bisa terganggu karena pil tersebut bisa menjadi 'hukuman' bagi pasien yang tidak teratur saat meminum obat.

Untuk mengantisipasi perusahaan lain yang ingin memproduksi pil digital yang sama, FDA akan memperkerjakan karyawan dengan pemahaman yang lebih baik terkait produksi pil digital dengan peranti lunak yang dihubungkan pada pasiennya. Mereka mengklaim akan memilah pil digital mana yang aman untuk dikonsumsi dan mana yang tidak.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.