Sukses

5 Fase Kemajuan Teknologi dari Masa ke Masa

Ada lima fase teknologi yang diprediksi, sampai akhirnya ia akan bergabung dengan manusia kurang lebih dalam waktu 33 tahun lagi. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi diibaratkan seperti manusia, ia terus tumbuh dan berkembang dari 'bayi' hingga 'dewasa'. Namun tahukah kamu bahwa kita hidup pada zaman di mana teknologi tengah berkembang ke fase dewasa?

Temuan menarik ini disampaikan lewat sesi AdAsia 2017 bertajuk "Merge: Closing the Gap Between Humans and Technology" yang dibawakan perusahaan PHD.

Sesi tersebut secara garis besar membahas fakta teknologi terus tumbuh ke arah yang lebih matang. Karenanya, kita harus bersiap menerima perubahan besar teknologi dalam waktu dekat.

"Cara kita mengakses (teknologi) terus berubah seiring berjalannya waktu. Smartphone bisa berubah ke kacamata pintar, kacamata pintar bisa berubah ke lensa pintar, lensa pintar bisa berubah ke lensa implan biologis. Apapun bentuknya, tujuan ini tetap saja: membuat kita terhubung dengan teknologi di mana pun dan kapan pun," ujar Chris Stephenson, Head of Strategy and Planning PHD Asia Pacific.

Chris menjelaskan, dalam waktu dua dekade lagi teknologi akan mengambil berbagai bentuk yang lebih banyak dari sekarang. Bahkan, ia bisa saja hadir di dalam otak manusia.

"Mesin akan semakin cerdas, kecerdasan buatan akan ada di sana sini, sampai akhirnya kita mencapai titik di mana teknologi dan kemanusiaan benar-benar bergabung menjadi satu inti," terangnya.

Pria lulusan Durham University ini pun mengungkap alur waktu perkembangan teknologi dari masa ke masa. Ada lima fase teknologi yang diprediksi, sampai akhirnya ia akan bergabung dengan manusia kurang lebih dalam waktu 33 tahun lagi. Berikut penjelasan lengkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Fase I - Surfacing (1950-1995)

Pada fase pertama, manusia diperkenalkan lewat teknologi dengan cara paling sederhana. Di era 1980-an, Personal Computer muncul. Menjelang awal 1990-an, adopsi internet mulai menyebar. Pengguna early adopter ini pun memanfaatkan akses internet untuk mengakses lebih banyak informasi.

Fase II - Organizing (1990-2015)

Fase yang baru saja berakhir pada 2015 lalu. Fase ini adalah fase di mana pengakses teknologi 'mengatur' (organize) informasi dari internet dan membuatnya bisa diakses secara global dan berharga secara universal. Dengan demikian, hadirlah smartphone, perangkat yang menawarkan akses lebih cepat dan mudah, serta mendekatkan penggunanya.

Fase III - Extracting (2010-2025)

Saat fase II berlangsung, fase ketiga juga terjadi di awal 2010. Bedanya, fase tersebut berperan penting dalam proses penggabungan teknologi dengan manusia. "Era ini merepresentasikan pendewasaan situs web. Mesin pencarian menjadi lebih pintar, penetrasi smartphone semakin meluas, konektivitas lebih cepat dan unggul di banyak wilayah dunia," ujar Chris.

"Pada fase ini juga, terjadi perkembangan machine learning yang dramatis. Di sini, manusia tak hanya mengatur akses informasi, tetapi juga mengekstrak arti baru dari perluasan teknologi itu sendiri, mereka terbiasa dengan sistem operasi, perangkat pintar, Internet of Things, kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) dan asisten virtual," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Fase IV - Anticipating (2020-2035)

Pada 2020, fase baru muncul di mana perluasan teknologi menjadi manifestasi ide yang memiliki dampak besar. Pada fase ini, kecerdasan buatan dan deep learning menjadi lebih baik, teknologi mulai 'mengerti' apa yang manusia inginkan baik secara konteks.

"Asisten virtual, chatbots, akan lebih mengambil peran pada fase ini. Pengakses teknologi disini akan mengantisipasi dampak yang terjadi, mereka harus terbiasa dengan penggunaan assiten virtual dan chatbots," tambah Chris.

Fase V - Elevating (2030-2050)

Fase yang diklaim Chris sebagai fase akhir dari proses penggabungan teknologi dan manusia. Pada fase tersebut, kecerdasan buatan mengubah cara manusia dalam beraktivitas sehari-hari. Kecerdasan buatan juga akan memiliki akal seperti manusia, ia bisa bekerja dengan otak manusia.

"Akan banyak penemuan-penemuan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan. Perannya akan lebih besar. Mereka bisa menyatu dengan jiwa dan raga manusia. Bahkan manusia nanti bisa mengunggah pikirannya ke cloud, masih banyak lagi. Dengan demikian, pengalaman manusia meningkat ke tahap selanjutnya," pungkas Chris.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.