Sukses

Lapisan Ozon Bumi Menipis, Berbahaya atau Tidak?

NASA dan NOAA mengamati perkembangan lapisan ozon Antartika dari tahun ke tahun. Seperti apa penemuan mengejutkan mereka?

Liputan6.com, California - NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengamati lapisan ozon di Bumi--tepatnya di bagian wilayah Antartika--telah menipis.

Bahkan, menurut penelitian terbaru, ukuran lubang ozon ini merupakan yang tertipis sejak 1988.

Berdasarkan keterangan peneliti NASA, menipisnya lapisan ozon ini diklaim tidak mengancam Bumi. Justru, penipisan lapisan ozon terjadi akibat fenomena variabilitas alam.

Menurut informasi yang Tekno Liputan6.com kutip via Tech Times, Selasa (6/11/2017), walau sudah menipis, lapisan ozon tersebut masih terbilang besar karena ukurannya masih 2,5 kali lebih besar dari benua Australia. Jika dihitung-hitung, sekitar 20 juta kilometer persegi.

Pihak NOAA berujar, pusaran di wilayah Antartika yang tidak stabil dan bersuhu hanga menyebabkan penurunan lapisan atas stratosfer ke lapisan paling bawah. Kondisi ini ternyata menyebabkan lebih sedikit awan yang menghancurkan ozon.

"Lapisan ozon yang ada di Antartika berkembang tidak agresif pada tahun ini. Maka itu kami terus memantau perkembangan cuaca di lapisan stratosfer Antartika," ujar Paul A. Newman, kepala ilmuwan Earth Sciences NASA.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diamati Sejak 1985 Silam

Lapisan ozon Antartika sendiri mencapai tingkat paling tipis pada 11 September 2017, waktu itu ukurannya 2,5 luas sama dengan daratan Amerika Serikat. Setelahnya, ukuran lapisan ozon terus menyusut hingga awal November 2017.

Sekadar informasi, NASA dan NOAA sendiri mengamati lapisan ozon Bumi sejak 1985 silam. Keduanya meneliti lubang dengan beberapa instrumen dari stasiun darat, balon cuaca, hingga satelit.

Dari era 1970-an, penelitian lapisan ozon memang selalu memicu kepanikan di masyarakat. Waktu itu, peneliti mengatakan lapisan ozon di atas daratan Antartika telah terkikis akibat klorofluorokarbon.

Dikhawatirkan, dampak dari pengikisan lapisan ozon bisa membakar kulit manusia akibat radiasi ultraviolet.

Sampai pada akhirnya, kehebohan ini berujung pada pembentukan traktat (perjanjian internasional) Protokol Montreal, yang mencari solusi untuk menangani dampak buruk lapisan ozon. Hingga sekarang, traktat tersebut telah ditandatangani 197 negara.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.