Sukses

WhatsApp Dituding Jadi Sarang Pedofil dan Penjahat

Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd, menilai WhatsApp menjadi sarang pedofil dan penjahat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd, mengkritik WhatsApp karena memberikan ruang bagi pedofil dan penjahat untuk beroperasi tanpa tersentuh penegakan hukum. Ia mengimbau layanan pesan itu bergerak cepat untuk membantu pemerintah menangkap pedofil dan penjahat.

"Kami tahu bahwa layanan enkripsi end-to-end seperti WhastApp digunakan oleh pedofil. Saya tidak bisa menerima bahwa perusahaan-perusahaan semacam itu mengizinkan mereka dan penjahat lain beroperasi di luar jangkauan penegakan hukum," ungkap Rudd seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/10/2017).

"Industri harus bergerak lebih cepat dan agresif karena mereka memiliki sumber daya dan harus ada urgensi yang lebih besar," sambungnya.

Rudd juga mengimbau raksasa teknologi lain seperti Facebook, Google, Microsoft, dan Twitter agar lebih cepat untuk membasmi konten ekstremis.

WhatsApp seperti layanan serupa lainnya digunakan oleh para pengguna untuk berkomunikasi dengan gambar, video, dan teks menggunakan enkripsi end-to-end yang hanya bisa dibaca melalui sebuah kunci dari perangkat mereka sendiri. Tanpa akses ke perangkat, pihak lain tidak bisa membaca pesan tersebut.

Para pelaku industri menilai enkripsi sebagai hal penting untuk melindungi informasi pribadi yang dikumpulkan perangkat elektronik. Perusahaan-perusahaan teknologi dinilai sudah berusaha menyeimbangkan kebutuhan penegakan hukum dan perlindungan privasi.

WhatsApp sendiri menegaskan komitmen membantu pemerintah untuk menghapus konten ekstremis dan kriminal. Namun, perusahan juga harus menyeimbangkan tuntutan keamanan negara dan kebebasan sipil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Enkripsi end-to-end WhatsApp

Layanan pesan milik Facebook itu pun menyatakan penolakannya terhadap pedofil dan penjahat. "Eksploitasi anak-anak tidak ada tempat di layanan kami, karena itu kami bekerja sama dengan para penegak hukum untuk mengidentifikasi akun-akun tersebut dan memblokir mereka," jelas juru bicara WhatsApp.

Di sisi lain, Menteri Keamanan Inggris, Ben Wallace mengaku merasa terganggu melihat layanan enkripsi end-to-end mencegah petugas keamanan melacak pesan mereka.

"Kami setiap hari melihat enkripsi end-to-end melindungi para pedofil dan juga kelompok penjahat. Hal ini sangat mengganggu pekerjaan ketika saya tahu ada dua orang pedofil berkomunikasi dan kami pikir mereka akan melakukan sesuatu terhadap anak-anak, tapi kami tidak tahu dan tidak bisa masuk ke komunikasi tersebut," ungkap Wallace.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.