Sukses

Begini Cara YesJob Gandeng Rekruter dan Pencari Kerja

CEO dan pendiri YesJob James Umpleby, mengungkap strategi perusahaan dalam menggandeng lebih banyak pengguna. Seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta - Nama YesJob mungkin masih terdengar baru di ranah startup Indonesia. Sebagai informasi, YesJob yang diluncurkan pada Juli 2017 adalah startup penyedia informasi lowongan kerja online.

Meski masih 'bayi', YesJob nyatanya mampu menggandeng pengguna secara agresif. Sekarang, YesJob sudah mengantongi 40.000 pengguna terdaftar.

Menariknya, YesJob bergerak dengan cara yang sangat digital. Startup ini hadir dalam dua bentuk platform: aplikasi yang bisa digunakan para pencari kerja via perangkat mobile dan situs web yang bisa digunakan rekruter untuk memasang lowongan kerja.

Konsep dan cara kerja YesJob juga terbilang unik dan berbeda ketimbang kompetitor, di mana mereka mengandalkan sistem pencarian lowongan kerja dengan fitur "match" layaknya aplikasi kencan online Tinder.

Dengan fitur yang masih terbilang baru ini, YesJob mengaku optimistis layanannya bisa diterima baik di masyarakat.

Pasalnya, sebagaimana disampaikan pendiri sekaligus CEO YesJob James Umpleby, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan menghabiskan waktu sehari-harinya dengan menggunakan smartphone.

Apalagi, YesJob yang hadir via aplikasi smartphone dikhususkan bagi pencari kerja. Cara kerjanya juga mudah, dan Umpleby menjamin sistem pencarian lowongan kerja yang ada di YesJob sangat fun, praktis, dan cepat.

Pria asal Inggris tersebut mengungkap strategi yang tengah dilakukan YesJob agar bisa mencapai target mereka, yakni mengantongi 100.000 pengguna di akhir tahun ini.

Salah satunya adalah dengan mengadakan sosialisasi ke universitas dan job fair. Walau demikian, ia mengaku cara ini sangat menantang, karena sosialisasi membutuhkan waktu, meski pada akhirnya bisa mencapai target yang diperkirakan.

"Fitur kami benar-benar membantu, baik untuk rekruter dan pencari kerja memiliki pengalaman lebih cepat, tidak memakan energi dan juga fun. Inilah yang membuat fitur-fitur kami belum dimiliki (kompetitor) lainnya. Bisa dibilang, ini juga menjadi salah satu strategi kami untuk bisa meningkatkan awareness pengguna," ujar Umpleby kepada Tekno Liputan6.com di kawasan Kemang, Jakarta, Jumat (8/9/2017) sore.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Skema Monetisasi

Umpleby mengaku, YesJob memiliki skema monetisasi dari salah satu fitur berbayar di mana rekruter dapat mengakses data lengkap pencari kerja.

Ia mengungkap, rekruter dapat membayar Rp 20.000 untuk bisa melihat data pencari kerja secara komplit, mulai dari nama, kontak, foto, dan lainnya.

Adapun skema monetisasi lain, sambung Umpleby, tengah digencarkan YesJob. Salah satunya seperti memasang banner iklan di dalam aplikasi.

Terkait pendanaan, Umpleby mengaku masih menggunakan sistem pendanaan bootstrap dari dana pribadinya. Pun demikian, pihaknya mengaku siap untuk melakukan tahap pitching dengan para investor jika sudah mendapatkan traksi yang cukup baik.

Dalam segi Sumber Daya Manusia (SDM), YesJob kini memiliki sekitar 20 karyawan yang bekerja di kantornya di kawasan SCBD.

Soal lowongan kerja, Umpleby mengatakan saat ini sudah ada lebih dari 1.000 jenis lowongan kerja yang ada di YesJob.

Adapun jenis lowongan kerja yang ditawarkan bervariasi. Yang paling 'laris' di kalangan pencari kerja adalah lowongan pekerjaan seperti pengembang aplikasi di perusahaan teknologi, serta pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu keuangan.

Perusahaan yang membuka lowongan pun beragam, dari yang skalanya besar hingga kecil, seperti startup, semua ada.

Menariknya, YesJob juga menyediakan fitur di mana rekruter dapat membuka lowongan pekerjaan yang lebih spesifik. Umpleby menyebut jenis pekerjaan ini sebagai pekerjaan yang bukan "office based" alias pekerjaan kantoran.

Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan seperti pekerja lapangan, pekerja pabrik, pekerja retail, asisten rumah tangga, pelayan, sopir, kasir hingga petugas keamanan.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.