Sukses

Kecerdasan Buatan Tulis Novel ke-6 Game of Thrones hingga Tuntas

Meski belum diterbitkan, cerita novel ke-6 Game of Thrones berjudul "The Winds of Winter" bisa diselesaikan kecerdasan buatan. Kok bisa?

Liputan6.com, California - Season ke-7 Game of Thrones telah usai. Penggemar setia serial TV kolosal ini pun setidaknya harus menunggu sekitar satu setengah tahun lagi untuk menanti season ke-8.

Nama Game of Thrones yang sukses menjadi serial TV terpopuler, ternyata juga tak lepas dari seri novelnya. Diketahui, serial TV kolosal ini memang merupakan adaptasi dari novel karya George Raymond Richard Martin.

Sama seperti penggemar versi serial yang menanti season ke-8, penggemar setia novel Game of Thrones juga tak sabar menunggu jilid ke-6 dari novel tersebut.

Novel ke-6 dengan judul "The Winds of Winter" ini, diungkap Martin, akan meluncur pada 2018. Meski demikian, ada saja para penggemar yang sudah tak sabar menunggu kehadiran novel ini, salah satunya Zackarey Thoutt yang mengaku frustasi dengan cerita yang akan bergulir di The Winds of Winter.

Karena sudah gelisah dengan nasib cerita The Winds of Winter, pria yang juga kebetulan berprofesi sebagai pegembang software ini pun menciptakan kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) yang bisa menulis cerita, bahkan menyelesaikan buku tersebut.

Menurut informasi yang dilansir Vox, Selasa (5/9/2017), kecerdasan ini berbasis jaringan saraf yang berulang (RNN, Reccurent Neural Network). Sebuah program komputer untuk memproses urutan data, seperti teks. Cara kerjanya mirip dengan otak manusia.

Nah, RNN memiliki jaringan saraf tiruan dengan algoritma yang mempelajari mesin layaknya otak manusia. Tak hanya menghafal atau mengikuti instruksi, tetapi juga belajar dari kesalahan yang telah dilakukan.

Ia diklaim bisa bekerja dengan baik dalam memproses data panjang, seperti teks dari buku seri Game of Thrones sebelumnya.

Karena itu, RNN masih harus mempelajari karya novel Game of Thrones terdahulu agar bisa menggabungkan gaya bahasa dan alur ceritanya. Ia bahkan harus mengingat alur cerita agar tidak kembali memperkenalkan karakter yang sudah meninggal dunia.

Bagaimana cara kerja RNN?

Cara kerjanya bisa dibilang cukup kompleks. Thoutt sendiri memasukkan 5.376 halaman dari lima buku Game of Thrones sebelumnya ke jaringan. Setelah itu, RNN bisa menciptakan prediksi buku ke-6 dalam lima bab, dan menerbitkannya di laman GitHub.

"Saya benar-benar fans berat Game of Thrones. Baik itu buku dan serialnya," ujar pria yang baru saja menyelesaikan studi khusus terkait kecerdasan buatan dan deep learning ini.

"Saya sudah belajar soal RNN sedikit di kelas yang saya ikuti, jadi coba saya implementasikan dalam pengembangan cerita untuk buku ke-6," lanjutnya.

Untuk informasi, seri pertama Game of Thrones berjudul "A Game of Thrones" diterbitkan pada 1996. Seri ke-2 "A Clash of Kings" terbit pada 1998, setelahnya menyusul seri ke-2 "A Storm of Swords" pada 2001.

Empat tahun kemudian, seri ke-4 "A Feast of Crows" diluncurkan. Dan pada akhirnya, seri ke-5 "A Dance with Dragons" baru saja terbit pada 2011.

Adapun seri ke-6 bertajuk "The Winds of Winter" akan dirilis pada 2018, dan seri terakhir bertajuk "A Dream of Spring" hingga kini belum diungkap kapan jadwal penerbitannya.

(Jek/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.