Sukses

Meski Dekat dengan Bumi, Planet Ini Ternyata Tak Layak Huni

Awalnya, astronom ESO optimistis jika Proxima B adalah planet yang layak huni. Kini, asumsi tersebut ditampik mentah-mentah oleh NASA.

Liputan6.com, California - Pada Agustus 2016, para astronom European Southern Observatory (ESO) menemukan exoplanet (planet asing) yang jaraknya dekat dari Bumi.

Diketahui, planet tersebut berjarak sekitar empat tahun cahaya dari Bumi. Ia mengorbit dalam bintang merah yang dikenal dengan nama Proxima Centauri.

Waktu itu, para astronom percaya jika planet bernama Proxima B ini bisa dihuni Bumi karena massanya 1,3 kali lebih berat dari Bumi.

Setidaknya, prediksi ilmiah mereka waktu itu bisa dipercaya. Sayang, prediksi tersebut ditampik mentah-mentah oleh NASA. Dalam keterangannya, Badan Antariksa Amerika Serikat itu menegaskan jika Proxima B tak layak huni bagi manusia.

"Atmosfer di Proxima B itu tidak seperti yang ada di Bumi. Ia bisa saja dihancurkan radiasi bintang, dan ini jelas berbahaya," tulis NASA sebagaimana dikutip Phys, Jumat (4/8/2017).

"Meski orbit Proxima B itu ada di zona layak huni, bukan berarti planet itu bisa dihuni. Kita tahu atmosfer adalah bagian paling penting yang bisa menunjang kehidupan manusia, tetapi beda kasusnya dengan planet ini," lanjutnya.

Astronom NASA membuktikan pernyataannya ini dengan menggunakan model atmosfer Bumi, medan magnetik dan gravitasi sebagai sampel untuk Proxima B.

Mereka pun mengalkulasikan berapa banyak radiasi yang diproduksi Proxima B secara rata-rata. Penelitian ini dilakukan di observatorium Chandra X-Ray milik NASA.

Berdasarkan data dari uji coba yang dilakukan, mereka bisa mengetahui seberapa besar radiasi bintang memengaruhi atmosfer Proxima B.

Tak cuma itu, risiko lain yang mereka yakini bisa terjadi adalah seperti radiasi sinar ultraviolet ekstrem yang ternyata lebih besar ratusan kali dari sinar ultraviolet Matahari ke Bumi.

Jika merujuk pada penelitian astronom ESO, kondisi iklim di Proxima B disebut akan sangat berbeda dari Bumi. Salah satunya disebabkan oleh radiasi yang begitu kuat dan durasi orbitnya yang hanya 11 hari. Akibatnya, jika seseorang berada planet tersebut, alih-alih melihat warna langit yang biru, ia hanya melihat warna langit yang merah.

Meskipun planet ini jaraknya dekat dari Bumi, para peneliti menyebut kemungkinan mengunjunginya masih sangat jauh. Belum ada wahana luar angkasa yang bisa diluncurkan, terutama dengan teknologi yang ada saat ini.

Masalah lain yang belum dipecahkan adalah lokasi pasti dari Proxima B. Para peneliti menuturkan, tak mungkin Proxima B terbentuk di lokasi yang ada pada saat ini.

Menurut seorang peneliti Anglada-Escude, kemungkinan planet itu itu terbentuk di tempat lain dan sampai di sana karena ia 'bermigrasi'.

(Jek)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.